Jumat, 15 Juni 2018

AGNI PURANA


YOGA

Yoga adalah cara untuk mengatasi segala penderitaan dan kesulitan hidup. Pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan yang mengajarkan identitas sejati Brahman atau paramaatman. Atman atau jivatman adalah karakteristik dari sebuah individu, dan yoga adalah cara untuk menyatukan jivatman ini dengan paramaataman. Yoga akan membuat pikiran seseorang terkonsentrasi pada paramatman.

Pantangan pertama dalam yoga adalah sifat tanpa kekerasan. Orang yang tidak pernah menggunakan kekerasan sudah pasti adalah orang yang baik. Yang kedua dibutuhkan adalah kejujuran. Yang ketiga adalah selibat (hidup membujang). Yang keempat adalh mengendalikan indria dan yang terakhir adalah pemujaan kepada para dewa. Orang yang melatih yoga hendaknya tidak pergi kesana kemari untuk mengumpulkan kekayaan. Sebuah selimut, penutup tubuh saat musim dingin dan sepasang sandal adalah benda-benda yang dimiliki oleh seorang yogi. Sebelum bermeditasi pada sifat sejati paramatman, seseorang perlu duduk dalam posisi asana yang sempurna dan mengendalikan pikiran dan indrianya melalui kekuatan yoga. Kepala dan leher harus dibuat berdiri tegak, tanpa ada gerakan sedikitpun. Pandangan harus diarahkan pada ujung hidung. Ia tidak boleh memandang kesana kesini dalam melakukan yoga. Tangan diletakkan pada paha dimana tangan kanan dengan posisi terbuka keatas berada diatas tangan kiri. Posisi duduk yang dianjurkan dalam melakukan yoga adalah Padmasana.

Nafas hidup (Pranavayu) hendaknya dikendalikan dalam latihan ini. Proses pengendalian nafas ini disebut sebagai Pranayama. Pada saat menarik nafas sebuah jari diletakkan di hidung. Seluruh udara yang dihirup itu hendaknya diserap oleh seluruh tubuh. Karena rechaka berarti penarikan nafas maka proses ini ini disebut sebagai rechaka. Ketika nafas dihirup maka penghirupan nafas itu hendaknya memenuhi seluruh tubuh. Dan karena puraka berarti “sesuatu yang memenuhi” maka proses pengisian nafas dalam tubuh itu disebut sebagai puraka. Dan pada saat nafas tidak dihirup atau dikeluarkan, maka seseorang akan duduk diam seperti sebuah kumbha (pot) dan keadaan ini disebut Kumbhaka. Pranayama ini membuat seseorang menjadi lebih sehat, ringan antusias, lebihkuat dan berenergi. Karena indera-indera telah dikendalikan, maka seseorang akan bisa pergi ke surge dan menghindari neraka. Kehidupan material ini adalah seperti aliran sungai yang deras dan Atman berada diatasnya.

Jika hanya melatih pranayaman maka itu tidak cukup. Latihan ini hendaknya dilengapi dngan dhyana atau japa (meditasi atau kontemplasi). Seseorang berkontemplasi pada sifat sejati atman. Karena tubuh ini ibarat sebuah kereta, indera-indera adalah kudanya yang menariknya, pikiran adalah kusirnya dan Pranayama adalah tali kekangnya. Orang yang meninggal dalam keadaan bermeditasi akan bersatu dengan Visnu.

Dhyana atau meditasi terdiri dari empat bagian yang kesemuanya harus berada dalam harmoni. Yang pertama adalah sang meditator, yang kedua adalah tindakan bermeditasi, yang ketiga adalah objek meditasi dan yang keempat adalah alas an atau tujuan seseorang melakukan mediatsi itu. Untuk melakukan dhayana atau meditasi ini seseorang tidk harus duduk dalam sebuah posisi asana, melainkan bisa dilakukan  dalam keadaan berjalan, duduk atau bahkan pada saat tidur. Karena yang terpenting dalam meditasi ini adalah meletakkan objek dari meditasi itu dalam hati seseorang.

Ada berbagai cara untuk melakukan konsentrasi. Sebagai sebuah objek meditasi maka seseorang bisa melatihnya dengan berkonsentrasi pada tiga buah titik yang berwarna hitam, ptih dan merah. Ditengahnya terdapat sebuah teratai ilahi yang memiliki delapan daun teratai. Seseorang berpikir bahwa tangkai teratai itu adalah lambing dari ketidak terikatan dan berdoa kepada Visnu. Pada tengah teratai itu terdapat sebuah nyala api yang murni dan itu adalah Paramatman. Atau dengan cara lain seseorang bisa membayangkan bahwa Paramatman itu berwujud sebuah cayaha yang terang benderang dalam teratai. Dikatakan melakukan yoga lebih penting daripada melakukan yajna jenis apapun juga.

Salah satu bentuk meditasi yang dalam dan sempurna adalah Samadhi. Dalam Samadhi ini seseorang sama sekali diam, setengah samudra luas. Ia kehilangan segala pengaruh keduniawian. Ia tidak mencium bau, melihat atau pun mendengar sesuatu. Pikirannya tidak lagi menginginkan dan ia tidak merasakan apa-apa lagi. Ia sepenuhnya persatunya dengan Tuhan. Meditator yang telah mencapai keadaan ini berarti telah mencapai segala pengetahuan yang diajarkan dalam Veda dan sastra dengan sendirinya. Ia bisa mendapatkan kebahagian material apa saja yang ia inginkan, namun ia menggap semua itu tiada bedanya dengan sejumlah rumput kering.

Meditator yang telah mencapai keadaan ini berarti telah mencapai pengetahuan yang tertinggi. Jika kita memandangisebuah pot air, maka kita akan melihat angkasa luasseolah-olah dicerminkan disana. Dan jika kita melihat pada tengah telaga, maka langit dan matahari yang sama juga terlihat padanya. Demikian juga, pengetahuan sejati mengajarkan hal yang sama. Ini karena Atman atau Brahman itu berada dimana-mana. Atman dan Paramatman itu tiada bedanya sama sekali. Atman inilah yang berada pada air, dalam energy, dalam bumi atau dalam benda apapun juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...