YOGA
Yoga adalah cara untuk mengatasi
segala penderitaan dan kesulitan hidup. Pengetahuan yang sejati adalah
pengetahuan yang mengajarkan identitas sejati Brahman atau paramaatman. Atman
atau jivatman adalah karakteristik dari sebuah individu, dan yoga adalah cara
untuk menyatukan jivatman ini dengan paramaataman. Yoga akan membuat pikiran
seseorang terkonsentrasi pada paramatman.
Pantangan pertama dalam yoga adalah
sifat tanpa kekerasan. Orang yang tidak pernah menggunakan kekerasan sudah
pasti adalah orang yang baik. Yang kedua dibutuhkan adalah kejujuran. Yang
ketiga adalah selibat (hidup membujang). Yang keempat adalh mengendalikan
indria dan yang terakhir adalah pemujaan kepada para dewa. Orang yang melatih yoga
hendaknya tidak pergi kesana kemari untuk mengumpulkan kekayaan. Sebuah
selimut, penutup tubuh saat musim dingin dan sepasang sandal adalah benda-benda
yang dimiliki oleh seorang yogi. Sebelum bermeditasi pada sifat sejati
paramatman, seseorang perlu duduk dalam posisi asana yang sempurna dan
mengendalikan pikiran dan indrianya melalui kekuatan yoga. Kepala dan leher
harus dibuat berdiri tegak, tanpa ada gerakan sedikitpun. Pandangan harus
diarahkan pada ujung hidung. Ia tidak boleh memandang kesana kesini dalam
melakukan yoga. Tangan diletakkan pada paha dimana tangan kanan dengan posisi
terbuka keatas berada diatas tangan kiri. Posisi duduk yang dianjurkan dalam
melakukan yoga adalah Padmasana.
Nafas hidup (Pranavayu) hendaknya
dikendalikan dalam latihan ini. Proses pengendalian nafas ini disebut sebagai
Pranayama. Pada saat menarik nafas sebuah jari diletakkan di hidung. Seluruh
udara yang dihirup itu hendaknya diserap oleh seluruh tubuh. Karena rechaka
berarti penarikan nafas maka proses ini ini disebut sebagai rechaka. Ketika
nafas dihirup maka penghirupan nafas itu hendaknya memenuhi seluruh tubuh. Dan
karena puraka berarti “sesuatu yang memenuhi” maka proses pengisian nafas dalam
tubuh itu disebut sebagai puraka. Dan pada saat nafas tidak dihirup atau
dikeluarkan, maka seseorang akan duduk diam seperti sebuah kumbha (pot) dan
keadaan ini disebut Kumbhaka. Pranayama ini membuat seseorang menjadi lebih
sehat, ringan antusias, lebihkuat dan berenergi. Karena indera-indera telah
dikendalikan, maka seseorang akan bisa pergi ke surge dan menghindari neraka.
Kehidupan material ini adalah seperti aliran sungai yang deras dan Atman berada
diatasnya.
Jika hanya melatih pranayaman maka itu
tidak cukup. Latihan ini hendaknya dilengapi dngan dhyana atau japa (meditasi
atau kontemplasi). Seseorang berkontemplasi pada sifat sejati atman. Karena
tubuh ini ibarat sebuah kereta, indera-indera adalah kudanya yang menariknya,
pikiran adalah kusirnya dan Pranayama adalah tali kekangnya. Orang yang
meninggal dalam keadaan bermeditasi akan bersatu dengan Visnu.
Dhyana atau meditasi terdiri dari
empat bagian yang kesemuanya harus berada dalam harmoni. Yang pertama adalah
sang meditator, yang kedua adalah tindakan bermeditasi, yang ketiga adalah
objek meditasi dan yang keempat adalah alas an atau tujuan seseorang melakukan
mediatsi itu. Untuk melakukan dhayana atau meditasi ini seseorang tidk harus
duduk dalam sebuah posisi asana, melainkan bisa dilakukan dalam keadaan berjalan, duduk atau bahkan
pada saat tidur. Karena yang terpenting dalam meditasi ini adalah meletakkan
objek dari meditasi itu dalam hati seseorang.
Ada berbagai cara untuk melakukan
konsentrasi. Sebagai sebuah objek meditasi maka seseorang bisa melatihnya
dengan berkonsentrasi pada tiga buah titik yang berwarna hitam, ptih dan merah.
Ditengahnya terdapat sebuah teratai ilahi yang memiliki delapan daun teratai.
Seseorang berpikir bahwa tangkai teratai itu adalah lambing dari ketidak
terikatan dan berdoa kepada Visnu. Pada tengah teratai itu terdapat sebuah
nyala api yang murni dan itu adalah Paramatman. Atau dengan cara lain seseorang
bisa membayangkan bahwa Paramatman itu berwujud sebuah cayaha yang terang
benderang dalam teratai. Dikatakan melakukan yoga lebih penting daripada
melakukan yajna jenis apapun juga.
Salah satu bentuk meditasi yang dalam
dan sempurna adalah Samadhi. Dalam Samadhi ini seseorang sama sekali diam,
setengah samudra luas. Ia kehilangan segala pengaruh keduniawian. Ia tidak
mencium bau, melihat atau pun mendengar sesuatu. Pikirannya tidak lagi
menginginkan dan ia tidak merasakan apa-apa lagi. Ia sepenuhnya persatunya
dengan Tuhan. Meditator yang telah mencapai keadaan ini berarti telah mencapai
segala pengetahuan yang diajarkan dalam Veda dan sastra dengan sendirinya. Ia
bisa mendapatkan kebahagian material apa saja yang ia inginkan, namun ia
menggap semua itu tiada bedanya dengan sejumlah rumput kering.
Meditator yang telah mencapai keadaan
ini berarti telah mencapai pengetahuan yang tertinggi. Jika kita memandangisebuah
pot air, maka kita akan melihat angkasa luasseolah-olah dicerminkan disana. Dan
jika kita melihat pada tengah telaga, maka langit dan matahari yang sama juga
terlihat padanya. Demikian juga, pengetahuan sejati mengajarkan hal yang sama.
Ini karena Atman atau Brahman itu berada dimana-mana. Atman dan Paramatman itu
tiada bedanya sama sekali. Atman inilah yang berada pada air, dalam energy,
dalam bumi atau dalam benda apapun juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar