Rabu, 06 Juni 2018

NARADA PURANA


Raja Bhagiratha (bag.3)
          
Amsumana, kakek Bhagiratha berusaha mendatangkan Dewi Gangga ke bumi demi keselamatan para pitra, leluhurnya, tetapi sampai maut datang menjemput, keinginannya belum tercapai. Dilipa, putra Amsuman, ayahanda Bhagirata juga tidak berhasil membawa Dewi Gangga ke bumi sampai akhir hayatnya. Bhagiratha, cucu Ansuman meninggalkan kerajaannya kepada para menterinya dan bertekad untuk membawa Dewi Gangga ke bumi untuk menyelamatkan para leluhurnya.

Pada suatu ketika, Bhagiratha mendapat penglihatan tentang Dewi Gangga, “Dewi engkau lahir di kaki Narayana. Ketika Wamana menapakkan kaki tiga langkah sewaktu peristiwa dengan Raja Bali, kakinya dibersihkan tujuh resi dan  Brahma menggunakan diri-Mu. Berkahi kami dan rumah kami dengan diri-Mu.” Kemudian seakan-akan Bhagiratha mendapat jawaban dari sang dewi, “Diriku menghormati upaya leluhurmu dalam beberapa generasi untuk membawaku ke bumi. Akan tetapi kamu tidak mengetahui dampak yang terjadi kala diriku turun ke bumi. Siapa yang kuat menahan kecepatanku? Kemudian, mengapa pula aku harus turun ke bumi? Orang yang berdosa kala mandi di airku akan bersih, dan dosa mereka tertinggal dalam diriku.  Bagaimana aku dibersihkan dari kotoran mereka?” Bhagiratha menjawab, “Duhai Dewi, para resi suci, para penglihat agung, mereka telah melampaui perbudakan karma. Mereka tidak punya pikiran selain Tuhan. Manakala mereka berendam di airmu mereka akan membersihkanmu. Masalah kekuatanmu ketika turun ke bumi, kami akan minta bantuan Mahadewa.”

Dewi Gangga jujur, air bersifat mensucikan, tetapi setelah banyak orang kotor yang mandi bagaimana cara dia membersihkan dirinya. Dirinya hanya memberikan vibrasi sesuai apa yang ada dalam dirinya. Kesucian para suci itulah yang mengembalikan kesucian air. Oleh karena itu manusia perlu waspada dalam melakukan ziarah atau tirtayatra. Banyak orang yang setelah ziarah di tempat tertentu malah menjadi pedagang, karena aura dagang meliputi tempat ziarah atau tirtayatra tersebut. Para sucilah yang memberikan vibrasi kesucian, berada dekat para suci meningkatkan kesucian diri.

Bhagiratha melakukan tapa untuk memperoleh bantuan Shiwa, Sang Mahadewa. Dan Mahadewa bersedia membantunya. Dewi Gangga dengan sedikit kesombongan turun ke bumi dan airnya hilang ditahan rambut Sang Mahadewa. Gangga tidak bisa lepas dari rambut Sang Mahadewa. Setelah itu Gangga diturunkan dengan menetes agar tidak angkuh lagi. Gangga kemudian membagi dalam tujuh aliran dan salah satu aliran mengikuti kereta Bhagirata yang diarahkan menuju gua tempat para leluhurnya yang telah menjadi debu. Dan, akhirnya tumpukan debu leluhurnya tersebut termurnikan.

Perjuangan membawa sungai Gangga ke bumi memerlukan waktu yang panjang, hingga beberapa generasi. Demikian juga perjuangan untuk memperoleh kesadaran bukan merupakan pekerjaan sambilan yang mudah dilakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...