Rabu, 06 Juni 2018

NARADA PURANA


RAJA SAUDASA (bag.4)

Saudasa adalah seorang raja. Dan sebagai seorang raja beliau adalah raja yang adil dan bijaksana. Ia terpelajar dalam sastra. Dan karena nasib baiknya, baliau memiliki banyak putra dan cucu dan beliau juga kaya raya. Saudasa  memerintah selama tiga puluh ribu tahun.

Suatu kali raja Saudasa pergi ke hutan untuk berburu dengan diiringi oleh para pemburu dan prajuritnya. Namun ketika sedang berburu seekor kelinci hitam, saudasa terpisah dari pengawalnya. Dalam pengejaran itu, beliau tiba di tengah hutan dimana dua ekor harimau beristirahat. Dengan sebuah anak panah, ia berhasil membunuh salah satu harimau itu. Namun sebelum mati harimau itu menjadi seorang raksasa yang bertubuh amat besar.

“Aku akan membalas dendam” kata harimau yang satunya dan langsung menghilang. Saudasa menjadi agak ketakutan oleh hal itu. Dan ketika bertemu lagi dengan prajuritnya, ia menceritakan semua kejadian itu. Dengan hati yang sedikit gundah gulana, ia kembali ke kota kerajaannya. Setelah beberapa waktu berlalu, raja Saudasa ini memutuskan untuk melakukan upacara kurban. Rsi Vasistha diundang untuk memimpin upacara itu. Dan setelah upacara itu selesai dilakukan, rsi Wasistha pergi menuju sungai untuk melakukan pemandian.

Saat raksasa yang dalam wujud Harimau tempo hari datang menemui Saudasa dalam wujud rsi Vasistha palsu dan Saudasa tidak menyadari hal itu.

“Tuan” kata Vasistha yang palsu itu,” Buatkanlah masakan yang ada dagingnya untukku. Aku mau mandi sebentar.”

Maka Saudasa kemudian melakukan seperlunya dan memerintahkan tukang masaknya. Dan setelah itu raksasa tadi berubah kembali menjadi tukang masak dan memasak daging manusia. Saudasa sama sekali tidak menyadari  hal ini dan menunggu kedatangan sang rsi.

Ketika Vasistha yang asli datang, setelah menyelesaikan pemandiannya, Saudasa mempersembahkan daging manusia itu. Dan tentu saja, sebagai seorang rsi yang sakti, beliau mengetahui hal itu dan murka dan berkata,”Hai raja yang tak tahu diri!”teriak beliau”Sungguh berani kau menyuguhi aku daging manusia. Ini adalah makanan seorang raksasa. Dan karena tindakanmu ini, aku mengutukmu menjadi seorang raksasa yang makan daging manusia.”

Raja Saudasa tidak mengerti apa yang telah terjadi. Namun melalui kekuatan bhatinya, rsi Vasistha mengetahui bahwa semua itu adalah ulah seorang raksasa, dan bukan atas kesengajaan raja Saudasa. Dan mengetahui dirinya telah diperlakukan tidak adil, maka raja Saudasa bersiap-siap untuk mengutuk sang rsi.

Namun istrinya, Madayanti, menengahi dan berkata, “Apakah kau telah lupa diri? Bagaimana kau berani mengutuk gurumu sendiri? Kendalikanlah amarahmu? Bagaimana bisa kau menyalahkan rsi Vasistha karena semua itu?”

Kata-kata itu berhasil melunakkan hati Saudasa. Namun Saudasa telah menggenggam air dan bersiap melakukan kutukan dan itu berarti senjata yang telah siap dilepaskan tidak boleh ditarik kembali. Apalagi kedalam air itu telah ditiupkan mantra-mantra. Dan air itupun telah berubah dan memiliki kekuatan magis yang luar biasa.

Maka Saudasa pun melemparkan air itu pada kedua kakinya hingga berubah menjadi hitam legam. Selanjutnya Saudasa dinamakan Kalmasapada yang artinya’kaki yang berwarna hitam’.

Saudasa kemudian bersujud pada gurunya dan memohon maaf.”Mohon ampunilah hamba” ratapnya. Sebaliknya rsi Vasistha juga merasa telah terlanjur marah atas kutukan yang diberikan pada Saudasa yang tidak bersalah.” Sebuah kutukan yang terlanjur diucapkan tidak bisa ditarik kembali.”kata Vasistha.”Tapi kau tidak akan selamanya menjadi raksasa. Setelah periode waktu dua belas tahun, kau akan kembali menjadi manusia dimana air sungai Gangga akan merubah dan menyucikan mu menjadi wujud semula.”

Raja yang malang itu lalu pergi ke hutan sebagai seorang raksasa. Ia hidup dengan memakan kijang, reptile burung, dan daging manusia. Jika semua mahkluk dalam suatu hutan habis dimakannya, maka ia berpindah ke hutan lainnya. Demikianlah seterusnya, Saudasa raksasa berpindah dari hutan satu ke hutan yang lain.

Akhirnya ia tiba di pinggir sungai Narmada dimana pinggir sungai itu tinggallah seorang rsi bersama istrinya. Saudasa mendekati rsi tiu dan bersiap untuk memangsanya.

Istri sang rsi itu memohon agar suaminya dilepaskan .”Anda bukanlah seorang raksasa sungguhan. Anda adalah seorang raja ksatrya yang sebelumnya menjadi raja. Mohon ingatlah kembali ke usulmu, anda berasal dari generasi Suryavamsa yaitu raja Saudasa atau Mitrasaha. Kembalilah ke jalan yang benar. Aku bagaikan putrimu sendiri. Lindungilah aku dan suamiku.”

Saudasa tidak memperdulikan kata-kata itu dan tetap memakan rsi itu. Ini membuat sang istri menjadi murka dan mengutuk Saudasa “ KAu tidak mau mendengarkan kata-kataku. Oleh karena itu aku mengutukmu. Kau akan mati saat bertemu dengan istrimu. Dan lagi kau akan menjadi raksasa dalam waktu yang lebih panjang lagi.”

“Aku hanya melakukan satu dosa, namun kau mengutukku dua kali. Pertama agar aku mati saat bertemu istriku. Kedua kau mengutukku menjadi raksasa dalam periode waktu yang sangat lama. Sebuah dosa kau hukum dengan dua buah kutukan adalah dosa besar, maka aku mengutukmu menjadi seorang picasa (sejenis asura).” kata Saudasa.

Maka demikianlah dua orang raksasa mengembara dihutan itu, yaitu Saudasa bersama istri sang rsi. Keduanya tiba di pinggir sungai Narmada. Di sebuah pohon beringin, di tempat itu tinggallah seorang raksasa lagi.” Siapakah kalian?” Tanya raksasa itu.

Saudasa dan istri sang rsi itu kemudian menceritakan kisah mereka. Dan bertanya,”Lalu kau sendiri, siapakah kau?”
Raksasa ini kemudian menceritakan kisahnya.
Sebelumnya ia adalah seorang brahmana yang bernama Somadatta dan tinggal di kerajaan Magadha. Ia sangat alim ulama dan bijaksana. Namun sangat disayangkan ia telah menghina gurunya hingga dikutuk menjadi seorang raksasa.

Setelah bertukar masa lalu, mereka ketiganya memutuskan untuk tinggal disana.
Suatu hari, kebetulan seorang brahmana yang berasal dari Kalinga tiba di tempat itu. Brahmana ini bernama GArga. Ketiga raksasa yang melihat kedatangan mangsa mereka, mereka merasa sangat senang.” Ada mangsa “ teriak mereka. Akan tetapi sang brahmana sedang sibuk mengucapkan nama Visnu dan Siva, sehingga mereka tidak bisa meskipun untuk mendekati Garga. Mereka kemudiaan menyapa Garga dan berkata “ Anda pasti orang suci. Kami telah memakan banyak brahmana. Namun anda adalah yangpertama yang bahkan untuk mendekat saja kami tidak bisa. Hanya anda yang bisa menyelamatkan kami. Mohon percikanlah air sungai Gangga ke tubuh kami.”

Garga merasa sangat heran atas kata-kata ketiga asura itu, yang memuja sungai Gangga begitu hebat. Namun ia tetap melakukan permintaan mereka, dengan menggunakan daun Tulasi, beliau memercikaan air sungai Gangga itu ke tubuh ketiga asura itu. Dan seketika mereka berubah menjadi mahluk ilahi. Somadatta dan istri sang rsi langsung naik ke surga.

Sedangkan Saudasa pergi bertirtayatra ke sebuah tempat suci di Varanasi. Setelah itu ia kembali ke kerajaannya dan memerintah dengan bahagia selama bertahun-tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...