RAJA SAUDASA
(bag.4)
Saudasa adalah seorang raja. Dan
sebagai seorang raja beliau adalah raja yang adil dan bijaksana. Ia terpelajar
dalam sastra. Dan karena nasib baiknya, baliau memiliki banyak putra dan cucu
dan beliau juga kaya raya. Saudasa
memerintah selama tiga puluh ribu tahun.
Suatu kali raja Saudasa pergi ke
hutan untuk berburu dengan diiringi oleh para pemburu dan prajuritnya. Namun
ketika sedang berburu seekor kelinci hitam, saudasa terpisah dari pengawalnya.
Dalam pengejaran itu, beliau tiba di tengah hutan dimana dua ekor harimau
beristirahat. Dengan sebuah anak panah, ia berhasil membunuh salah satu harimau
itu. Namun sebelum mati harimau itu menjadi seorang raksasa yang bertubuh amat
besar.
“Aku akan membalas dendam” kata
harimau yang satunya dan langsung menghilang. Saudasa menjadi agak ketakutan
oleh hal itu. Dan ketika bertemu lagi dengan prajuritnya, ia menceritakan semua
kejadian itu. Dengan hati yang sedikit gundah gulana, ia kembali ke kota
kerajaannya. Setelah beberapa waktu berlalu, raja Saudasa ini memutuskan untuk
melakukan upacara kurban. Rsi Vasistha diundang untuk memimpin upacara itu. Dan
setelah upacara itu selesai dilakukan, rsi Wasistha pergi menuju sungai untuk
melakukan pemandian.
Saat raksasa yang dalam wujud
Harimau tempo hari datang menemui Saudasa dalam wujud rsi Vasistha palsu dan
Saudasa tidak menyadari hal itu.
“Tuan” kata Vasistha yang palsu
itu,” Buatkanlah masakan yang ada dagingnya untukku. Aku mau mandi sebentar.”
Maka Saudasa kemudian melakukan
seperlunya dan memerintahkan tukang masaknya. Dan setelah itu raksasa tadi
berubah kembali menjadi tukang masak dan memasak daging manusia. Saudasa sama
sekali tidak menyadari hal ini dan
menunggu kedatangan sang rsi.
Ketika Vasistha yang asli datang,
setelah menyelesaikan pemandiannya, Saudasa mempersembahkan daging manusia itu.
Dan tentu saja, sebagai seorang rsi yang sakti, beliau mengetahui hal itu dan
murka dan berkata,”Hai raja yang tak tahu diri!”teriak beliau”Sungguh berani
kau menyuguhi aku daging manusia. Ini adalah makanan seorang raksasa. Dan
karena tindakanmu ini, aku mengutukmu menjadi seorang raksasa yang makan daging
manusia.”
Raja Saudasa tidak mengerti apa
yang telah terjadi. Namun melalui kekuatan bhatinya, rsi Vasistha mengetahui
bahwa semua itu adalah ulah seorang raksasa, dan bukan atas kesengajaan raja
Saudasa. Dan mengetahui dirinya telah diperlakukan tidak adil, maka raja
Saudasa bersiap-siap untuk mengutuk sang rsi.
Namun istrinya, Madayanti,
menengahi dan berkata, “Apakah kau telah lupa diri? Bagaimana kau berani
mengutuk gurumu sendiri? Kendalikanlah amarahmu? Bagaimana bisa kau menyalahkan
rsi Vasistha karena semua itu?”
Kata-kata itu berhasil melunakkan
hati Saudasa. Namun Saudasa telah menggenggam air dan bersiap melakukan kutukan
dan itu berarti senjata yang telah siap dilepaskan tidak boleh ditarik kembali.
Apalagi kedalam air itu telah ditiupkan mantra-mantra. Dan air itupun telah
berubah dan memiliki kekuatan magis yang luar biasa.
Maka Saudasa pun melemparkan air
itu pada kedua kakinya hingga berubah menjadi hitam legam. Selanjutnya Saudasa
dinamakan Kalmasapada yang artinya’kaki yang berwarna hitam’.
Saudasa kemudian bersujud pada
gurunya dan memohon maaf.”Mohon ampunilah hamba” ratapnya. Sebaliknya rsi
Vasistha juga merasa telah terlanjur marah atas kutukan yang diberikan pada
Saudasa yang tidak bersalah.” Sebuah kutukan yang terlanjur diucapkan tidak
bisa ditarik kembali.”kata Vasistha.”Tapi kau tidak akan selamanya menjadi
raksasa. Setelah periode waktu dua belas tahun, kau akan kembali menjadi
manusia dimana air sungai Gangga akan merubah dan menyucikan mu menjadi wujud
semula.”
Raja yang malang itu lalu pergi
ke hutan sebagai seorang raksasa. Ia hidup dengan memakan kijang, reptile
burung, dan daging manusia. Jika semua mahkluk dalam suatu hutan habis
dimakannya, maka ia berpindah ke hutan lainnya. Demikianlah seterusnya, Saudasa
raksasa berpindah dari hutan satu ke hutan yang lain.
Akhirnya ia tiba di pinggir
sungai Narmada dimana pinggir sungai itu tinggallah seorang rsi bersama
istrinya. Saudasa mendekati rsi tiu dan bersiap untuk memangsanya.
Istri sang rsi itu memohon agar
suaminya dilepaskan .”Anda bukanlah seorang raksasa sungguhan. Anda adalah
seorang raja ksatrya yang sebelumnya menjadi raja. Mohon ingatlah kembali ke
usulmu, anda berasal dari generasi Suryavamsa yaitu raja Saudasa atau
Mitrasaha. Kembalilah ke jalan yang benar. Aku bagaikan putrimu sendiri.
Lindungilah aku dan suamiku.”
Saudasa tidak memperdulikan
kata-kata itu dan tetap memakan rsi itu. Ini membuat sang istri menjadi murka
dan mengutuk Saudasa “ KAu tidak mau mendengarkan kata-kataku. Oleh karena itu
aku mengutukmu. Kau akan mati saat bertemu dengan istrimu. Dan lagi kau akan
menjadi raksasa dalam waktu yang lebih panjang lagi.”
“Aku hanya melakukan satu dosa,
namun kau mengutukku dua kali. Pertama agar aku mati saat bertemu istriku.
Kedua kau mengutukku menjadi raksasa dalam periode waktu yang sangat lama.
Sebuah dosa kau hukum dengan dua buah kutukan adalah dosa besar, maka aku
mengutukmu menjadi seorang picasa (sejenis asura).” kata Saudasa.
Maka demikianlah dua orang
raksasa mengembara dihutan itu, yaitu Saudasa bersama istri sang rsi. Keduanya
tiba di pinggir sungai Narmada. Di sebuah pohon beringin, di tempat itu
tinggallah seorang raksasa lagi.” Siapakah kalian?” Tanya raksasa itu.
Saudasa dan istri sang rsi itu
kemudian menceritakan kisah mereka. Dan bertanya,”Lalu kau sendiri, siapakah
kau?”
Raksasa ini kemudian menceritakan
kisahnya.
Sebelumnya ia adalah seorang
brahmana yang bernama Somadatta dan tinggal di kerajaan Magadha. Ia sangat alim
ulama dan bijaksana. Namun sangat disayangkan ia telah menghina gurunya hingga
dikutuk menjadi seorang raksasa.
Setelah bertukar masa lalu,
mereka ketiganya memutuskan untuk tinggal disana.
Suatu hari, kebetulan seorang
brahmana yang berasal dari Kalinga tiba di tempat itu. Brahmana ini bernama
GArga. Ketiga raksasa yang melihat kedatangan mangsa mereka, mereka merasa
sangat senang.” Ada mangsa “ teriak mereka. Akan tetapi sang brahmana sedang
sibuk mengucapkan nama Visnu dan Siva, sehingga mereka tidak bisa meskipun
untuk mendekati Garga. Mereka kemudiaan menyapa Garga dan berkata “ Anda pasti
orang suci. Kami telah memakan banyak brahmana. Namun anda adalah yangpertama
yang bahkan untuk mendekat saja kami tidak bisa. Hanya anda yang bisa
menyelamatkan kami. Mohon percikanlah air sungai Gangga ke tubuh kami.”
Garga merasa sangat heran atas
kata-kata ketiga asura itu, yang memuja sungai Gangga begitu hebat. Namun ia
tetap melakukan permintaan mereka, dengan menggunakan daun Tulasi, beliau
memercikaan air sungai Gangga itu ke tubuh ketiga asura itu. Dan seketika
mereka berubah menjadi mahluk ilahi. Somadatta dan istri sang rsi langsung naik
ke surga.
Sedangkan Saudasa pergi
bertirtayatra ke sebuah tempat suci di Varanasi. Setelah itu ia kembali ke
kerajaannya dan memerintah dengan bahagia selama bertahun-tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar