Minggu, 03 Juni 2018

WISNU PURANA


KISAH PRAHLADA

                Hiranyakasipu mendapat sebuah anugrah dari Brahma. Atas kekuatan anugrah ini, ia berhasil menaklukan ketiga dunia mengusir Indra dari Surga dan ia sendiri mengambil gelar Indra. Ia juga mengambil gelar Savita, Vayu, Agni, Varuna, Soma, Kubera dan Jama. Para dewa melarikan diri dari surga dan mengembara di dunia dalam wujud manusia. Setiap orang harus memuja Hiranyakasipu, raja para asura (salah satu putra Diti). Ia tinggal di istana mewah yang terbaut dari Kristal. Disanalah para apsara menari. Dan Hiranyakasipu sendiri larut dalam kenikmatan anggur dan berbagai kemewahan.
                Sementara itu putranya Prahlada diutus untuk belajar pada seorang guru. Pada suatu kesempatan dalam liburannya. Ia pulang bersama gurunya dan Hiranyakasipu sebagai seorang ayah, langsung menanyai apa saja yang telah dipelajari oleh anaknya.
                “Saya telah belajar memuja Visnu” kata Prahlada.
                Hiranyakasipu amat marah “Mengapa kau ajarkan omong kosong itu padanya?”tanyanya pada sang gur.
                “Hamba tidak pernah mengajarkan hal itu” jawab sang guru.” Bukan itu yang hamba ajarkan padanya. Ia mengatakan itu atas keinginannya sendiri.”
                “Sayang”Tanya Hiranyakasipu “Siapa yang mengajarkan omong kosong itu padamu?”
                “Yang mengajari hamba adalah guru dari para guru. Yaitu Narayana” jawab Prahlada.”Siapa Visnu maksudmu?”Tanya Hiranyakasipu.
                “Beliau adalah penguasa hati hamba” jawab Prahlada.
                “penguaa hatimu. Bagaimana mungkin kau bisa memiliki penguasa yang lain selain diriku?”
                “Ia tidak hanyapenguasa hati hamba, tapi tapi juga penguasa hati ayahanda” jawab Prahlada.”Beliau adalah penguasa hati setiap orang, semua mahluk.”
                “Seret anak ini” kata Hiranyakasipu yang mulai naik pitam.” Usir dia pada gurunya. Jangan biarkan ia mempelajari semua omong kosong itu. Buatlah agar dia melupakan semua itu.”
                Kemudian Prahlada kembali ke asrama gurunya dan belajar lagi selama beberapa tahun. Kemudian ia dibawa lagi kepada ayahnya.
                “Nak” kata ayahnya” Apa saja yang kini kau pelajari?”
                “Berdoa kepada Visnu” jawab sang anak.
                “Bunuh anak yang durhaka ini” kata Hiranyakasipu yang telah memuncak kemarahannya. Tak ada yang bisa dimanfaatkan padanya. Ia adalah pencoreng nama keluarga.”
                Mendengar semua itu, ratusan dan bahkan ribuan daitya menyerang Prahlada dengan berbagai jenis senjata. Namun atas berkat Visnu tidak satupun dari senjata itu berhasil menyentuh tubuh Prahlada, senjata itu tidak mempan sama sekali. Kemudian Hiranyaksipu mencarikan cara lain. Ia melepaskan berbagai jenis ular beracun untuk menyerang Prahlada. Namun karena perlindungan Visnu, taring racun dari ular itu tidak mempan sama sekali. Kemudian HIranyaksipu mengerahkan sejumlah gajah untuk membunuh Prahlada dengan gadingnya. Namun begitu gadingnya menyentuh Prahlada, ats berkat Visnu taring itu hancur dengan sendirinya. Kemudian atas perintah Hiranyaksipu para daitya kemudian menyalakan api. Prahlada kemudian di dorong dalam kobaran api. Namun nyala api itu tidak mempan pada kulitnya. Melihat hal ini, para pendeta memintanya untuk mengeluarkan Prahlada dari kobaran api.” Jangan khawatir tuan” kata mereka. Kami akan memberinya pelajaran yang tepat.”
                Prahlada kemudian kembali pada gurnya. Namun yang dilakukan oleh Prahlada malah melakukan sebuah tindakan cukup berani. Kapan saja ia mendapat kesempatan, ia selalu mengajarkan putra-putrinya para daitya untuk memuja Visnu.
                Hal ini kemudian dilaporkan pada Hiranyakasipu, yang kemudian menyuruh juru masaknya membubuhi racun pada masakan Prahlada. Dan juru masak itu melakukan seperti apa yang diperintahkan. Namun ats kesetiannya pada Visnu, racun itu sama sekali tidak menyakitinya. Para pendeta, atas perintah Hiranyaksipu, berulang kali membujuk Prahlada. Namun semua itu tidak mempan. Para pendeta itu kemudian menciptakan sebuah mahluk raksasa. Raksasa ini seperti nyala api yang membara. Langkah kakinya membuat tanah berlubang demikianlah hebatnya mahluk itu. Mahluk itu kemudian menyerang Prahlada dengan sebuah senjata, trisula. Tapi setelah menyentuh dada Prahlada, senjata itu hancur berkeping-keping. Ini membuat mahluk itu menjadi putus asa hingga mulai kesal dan sebaliknya ia malah menyerang para pendeta yang menciptakannya. Ini membuat para pendeta itu lari tunggang langgang, namun akhirnya mereka pun mati oleh raksasa itu.
                Ini membuat Prahlada menjadi sedih. Ia kemudian berdoa “Dewa Visnu, guru dari para guru di ketiga dunia, pencipta seluruh alam. Mohon kembalikanlah hidup para pendeta ini”. Segera setelah Prahlada berdoa seperti itu, lalu ia menyentuh mayat mereka, dan para pendeta itu pun hidup kembali. Para pendeta itu kemudian kembali pada Hiranyakasipu memberitahukan apa yang telah terjadi.
                Prahlada kemudian dihadapkan kembali pada ayahnya” Apa yang membuatmu mempunyai kekuatan seperti itu?”Tanya sang ayah.
                “Itu bukan kekuatan hamba, semua itu adalah kekuatan Visnu” jawab Prahlada.
                Mendengar kata Visnu diucapkan, Hiranyakasipu marah bukan kepalang. Ia memerintahkan para pelayannya untuk melemparkan Prahlada ke langit-langit lalu membiarkannya jatuh ke lantai. Ini dilakukan dengan maksud agar ketika jatuh ke lantai yang di buat dari batu karang, tulang-tulang Prahlada hancur. Namun setelah dilakukan semua itu tidak mempan sedikitpun. Melihat hal itu, HIranyaksipu kemudian memanggil daitya Sambarasura. Ia adalah asura yang mahir dalam menggunakan Maya yaitu tehnik menggunakan ilusi dan halusinasi.
                Sambarasura kemudian menciptakan berbagai ilusi di sekeliling Prahlada. Namun Prahlada terus memikirkan Visnu sambil mengucapkan Mahamantra sudarsana Cakra, maka datanglah senjata ilahi itu, menghancurkan seluruh  ilusi dan maya disekelilingnya. Hiranyakasipu kemudian meminta angin untuk mengeringkan seluruh tubuh Prahlada. Namun hal ini sia-sia saja. Hingga akhirnya Prahlada dikembalikan lagi pada gurunya.
                Gurunya kemudian mengajarkan segala hal yang patut diketahui oleh seorang raja. Tradisi kerajaan ini telah ditetapkan bertahun-tahun semenjak jaman pendeta Sukracarya. Mereka mengajarkan tentang bagaimana memperlakukan teman dan musuh.
                Ketika pendidikannya telah usai, Prahlada dibawa menghadap Hiranyakasipu sekali lagi.”Nak” Tanya sang ayah. Tunjukkanlah padaku apa yang telah kau pelajari. Bagaimanakah kau akan memperlakukan musuh-musuhmu?”
                “Musuh yang mana, ayah?” Tanya Prahlada” Visnu ada dalam diriku, Visnu ada dalam diri temanku, dan Visnu juga ada dalam diri musuhku. Visnu ada dimana-mana, lalu bagaimana bila ada musuh? Di mana-mana yang aku lihat adlah temanku. Para dewa, manusia, burung, bintang, pepohonan dan ular-ular dipenuhi oleh satu benih yang sama yaitu Visnu. Oleh karena itulah, orang harus melihat seluruh alam semesta beserta isinya sebagaimana ia melihat dirinya.”
                Mendengar hal itu. Hiranyaksipu menjadi murka Ia turun dari singgasananya dan menendang Prahlada. Ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk mengikat Prahlada dalam kerumunan berbagai jenis ular berbisa menenggelamkan ke dalam lautan. Kemudian mereka melemparkan sebuah gunung ke dalam laut, agar Prahlada hancur. Namun Prahlada tetap berdoa kepada Visnu Ia begitu hkusuk sehingga ia melupakan dirinya sendiri dan terus mengingat Visnu. Dan hasilnya, Prahlada begitu bagaikan Visnu sendiri, hingga ular-ular berbisa yang melilitnya berguguran. Ia sendiri bangkit menyingkirkan gunung ditimpakan padanya dan muncul dari dalam air. Ia terus berdoa pada Visnu hingga Visnu sendiri muncul dihadapannya.
                “Anugrah apa yang kau minta, Prahlada?” Tanya Visnu.
                “Hamba mohon agar hamba selalu setia memuja anda.”
                “Aku penuhi” sabda Visnu”Apalagi yang kau inginkan?”
“Agar dosa-dosa ayah hamba termaafkan.” “Terjadilah” sabda Visnu.
Pada akhirnya Visnu menunjukan dirinya sebagai manusia berkepala Singa.  Hiranyakasipu terbunuh oleh mahluk setengah manusia setengah singa pada salah satu pilar rumahnya.
                Akhirnya Prahlada menjadi raja para daitya dan ia memerintah dengan bijaksana. Ia memiliki banyak putra dan cucu. Salah satu putra Prahlada adalah Virichana yaitu ayah dari Vali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...