Jumat, 15 Juni 2018

MARKANDEYA PURANA


HARISCANDRA (bag.1)

Bertahun-tahun yang lampau, pada jaman treta yuga, tersebutlah seorang raja yang adil dan bijaksana bernama Hariscandra. Beliau melakukan banyak perbuatan baik dan dari segi penampilan beliau adalah raja yang sangat tampan. Ketika raja Hariscandra memerintah dibumi, tidak pernah terjadi bencana, wabah ataupun kejahatan.

Suatu hari, sang raja meakukan sebuah ekspedisi berburu ke sebuah hutan. Disana tiba-tiba beliau mendengar suara seorang wanita berteriak, ‘tolong’tolong!’ Maka dengan melupakan binatang buruannya Hariscandra segera pergi ke sana untuk mencari tahu apa yang terjadi. Maka yang didapatkannya adalah rsi Visvamitra yang sedang bermeditasi dalam hutan itu. Melalui tapa brata yang hebat beliau berusaha mendapatkan berbagai pengetahuan yang tidak seorangpun bisa mendapatkannnya. Berbagai pengetahuan yang tinggi itu, salah satunya mengambil wujud sebagai wanita yang berteriak meminta tolong. Hariscandra sama sekali tidak menyadari bahwa wanita itu adalah pengetahuan yang mengambil wujud seperti itu. Ia berpikir bahwa wanita itu adalah wanita sungguhan, yang sedang diserang oleh laki-laki yang bertapa itu. Maka untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang raja yaitu melindungi rakyatnya, ia kemudian mengambil sebuah anak panah dan memasangkan panah itu pada busurnya dan mengancam untuk menyerang Visvamitra.

Visvamitra kemudian menjadi marah dan ketika beliau marah maka wanita yang merupakan perwujudan dari ilmu pengetahuan itu kemudian menghilang. Saat itulah Hariscandra kemudian menyadari siapa yang sebenarnya rsi yang ada dihapannya itu dan menyadari apa yang telah dilakukannya. Tubuhnya gemetar bagaikan pohon beringin yang bergoyang karena tertiup angin. Ia kemudian bersujud dihadapan sang rsi dan memohon ampun kepada beliau,” Maafkanlah hamba,” katanya, adalah kewajiban seorang raja untuk melindungi rakyatnya yang sedang tertimpa kesulitan, karena seorang raja adalah pelindung bagi rakyatnya.”

“Aku mengerti, tuan raja.” Jawab Visvamitra.” Namun karena anda adalah seorang mahir dalam ilmu sastra dan kitab suci maka katakanlah padaku, kepada siapa seharusnya seseorang harus menyumbang dan siapa yang harus dilindungin dan untuk siapa seorang harus bertarung?”

“Seorang raja harus menyumbang kepada Brahmana,” Jawab Hariscandra,” dan orang yang harus dilindungi adalah mereka yang ketakutan dan mereka yang bertarung melawan musuhnya.”

“Kalau begitu.” Jawab Visvamitra,” Aku adalah seorang brahmana maka sumbangkanlah apa yang aku minta kepada mu!”

“Apa yang anda inginkan?” Tanya Hariscandra,” Apakah emas, permata, berlian, anak, istri, kehidupan kerajaan, kota atau barangkali sesuatu yang sulit untuk dipadatkan?”

“Aku menginginkan seluruh dunia ini berserta kota, desa, dan pegunungan yang terdapat didalamnya,” kata Visvamitra.” Aku menginginkan  semua kereta, kuda dan gajah. Aku ingin seluruh kerajaan ini, aku ingin semua permata yang kau miliki, pelayan, dan seluruh rakyatmu. Pendek kata aku ingin segala yang kau miliki, selain kau anak dan istrimu. Berikanlah segala yang kau miliki!”

“Seperti yang anda minta, hamba akan memberikannya,” jawab Hariscandra.
“Bagaimana dengan pakaian dan periasan, yang dipakai oleh istri dan anakmu?” Tanya Viswamitra,’ Maka sesuai dengan janjimu maka semua itu adalah milikku. Kau hanya boleh memakai pakaian kulit kayu. Dan karena aku tidak ingin kau ada di wilayah kerajaanku maka pergilah ke suatu tempat yang bukan menjadi milikiku”.

Hariscandra sudah siapuntuk melakukan semua itu namun Visvamitra kemudian mencegahnya,” Kau telah melakukan upacara Rajasuya, untuk hal itu aku meminta daksina yang seharusnya kau persembahkan kepadaku!”

“Akan tetapi tuan Rsi, hamba sudah tidak punya apa-apa lagi untuk hamba berikan kepada anda sebagai daksina karena hamba telah menyerahkan kepada anda” Meskipun demikian kau tetap harus memberikan sebuah daksina kepadaku,” kata Visvamitra.

“Baiklah, mohon berikanlah hamba waktu selama sebulan untuk mempersiapkannya. Setelah satu bulan maka hamba akan datang untuk mebawakan daksina untuk anda.”

Dengan persyaratan itu Visvamitra kemudian menyetujui dan menginjinkan Hariscandra untuk pergi. Seluruh rakyatnya merasa bersedih karena harus kehilangan seorang raja yang sebaik Hariscandra dan mereka berusaha mencegah beliau. Namun bagaimanapun juga ia harus meninggalkan kerajaannya demi kepentingan memenuhi janjinya kepada sang Rsi.

Hariscandra memilikiseorang istri yang bernama Saivya. Saat itu Saivya berjalan dengan sangat lamban dan Viswamitra yang melihat hal itu kemudian memukuli punggungnya dengan sebuah tongkat yang besar. Namun tanpa memprotes Hariscandra yang melihat hal itu hanya berkata,” Tuan Rsi kami akan pergi”
Namun lima Visvadeva menjadi sangat sedih atas perlakuan Visvamitra kepada Hariscandra dan Saivya. Mereka kemudian berteriak,”Memalukan! Memalukan!    

Dan membuat sang rsi  menjadi marah. Maka Viswamitra kemudian mengutuk para Visvadeva itu agar telahir menjadi manusia dibumi. Ketika Visvadeva meminta ampun atas tindakannya itu, Visvamitra kemudian mengatakan bahwa mereka tidak akan memiliki anak, dan istri. Dan mereka akan terbebas dari segala kegiatan atau pengaruh dari segala kehidupan manusia. Kelima Visvadeva inilah yang akan menjadi lima putra Drupadi. Meskipun pertanyaan dari Jaimini telah terjawab namun beliau menjadi agak terkesan oleh cerita itu.” Ceritakanlah  lebih jauh tentang Hariscandra,” katanya dan burung itu menceritakan sebagai berikut.

Hariscandra dan Saivya memiliki seorang putrayang bernama Rohitasva, mereka tidak tahu harus pergi ke mana karena mereka tidak diijinkan untuk menempati tempat yang menjadi wilayah kerajaan Visvamitra. Maka salah satunya kota yang bisa ditempati adalah Varanasi yang dinyatakan sebagai tempat manusia, karena kota itu diciptakan oleh Siva sendiri.

Maka mereka kemudian pergi ke sana. Namun ketika mereka akan memasuki wilayah Varanasi maka mereka melihat Rsi Visvamitra berdiri di depan gerbang kota Varanasi.

Satu bulan telah berlalu dalam pengembaaranya dan Visvamitra kembali datang untuk menemuinya dan berkata, “Tuan Raja, mana daksina yang kau janjikan?”

Hari ini adalah hari terakhir dalam tenggang waktu yang anda berikan untuk hamba, namun hari ini beumlah berakhir. Berikanlah hamba waktu hingga akhir dari hari ini maka hamba akan memberikan daksina yang anda minta.” Mendengar hal itu Visvamitra menyetujuinya dan kemudian berjanji untuk datang setelag beberapa saat lagi.

Namun kali ini Hariscandra benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukankan. Kemana ia harus mencari uang itu.

Istrinya kemudian berkata ,” Suamiku juallah aku agar kau bisa mendapatkan uang untuk membayar daksina kepda Rsi Visvamitra.”

Mendengar kata-kata istrinya itu Hariscandra seketika itu juga pingsan. Ketika sadar kembali, ia menyadari bahwa tidak ada jalan keluar yang lainnya. Karena daksina untuk Visvamitra harus dibayar dan kalau tidak maka rsi itu akan mengutuknya. Maka beliau kemudian pergi ke pasar dan mulai menawarkan istrinya itu.

Disana ada seorang brahmana yang juga menonton pemandangan yang mengharukan itu, dan berkata berikan dia kepada ku, aku akan membelinya. Aku membutuhkan seorang pembantu jika istriku sedang sakit, untuk melakukan pekerjaan.”

Hariscandra sebenarnya merasa sangat pedih hatinya , namun tidak ada jalan keluarnya lagi. Maka ia kemudian menerima uang dari brahmana itu dan bersiap siap untuk mengatakan selamat  tinggal untuk istrinya yang baru saja dijualnya. Dan karena Saivya adalah seorang pelayan brahmana maka brahmana itu kemudian menyeret rambut wanita tanpa dosa itu dan memperlakukannya sebagai seorang budak. Akan tetapi Rohitasva tidak mau melepaskan ibunya dan terus mengikuti dan memegang baju yang dipakai oleh ibunya. Ketika brahmana itu mulai menyeretnya maka ia mulai berteriak’Ibu! Ibu!

Saivaya kemudian memohon kepada brahmana itu ,”Mohon beli juga anak hamba. Jangan biarkan aku berpisah dengan anakku juga, karena kalau tidak maka hamba juga tidak akan  bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Belilah aku seperti seorang yang membeli seekor sapi dengan anaknya.”

Mendengar hal itu brahmana itu juga membeli Rotasva dan memberikan uang tambahan pada Hariscandra. Brahmana itu itu kemudian mengikat istri dan anak dari raja besar yang yang adalah mantan penguasa dunia. Hariscandra yang menangis pilu atas bencana yang menimpa raja bear keturunan dynasty Surya vamsa itu. Namun tidak ada banyak waktunya untuk meratapi kesedihan itu karena Visvamitra segera datang untuk menagih janjinya. Dan Hariscandra kemudian memberikan semua uang yang didapatkan hasil dari menjual anak dan istrinya itu.

Namun Visvamitra kemudian berkata dengan jijik atas kecilnya jumlah uang yang diberikan kepadanya,”Apakah hanya sejumlah ini yang sanggup kau berikan padaku? Apakah kau mau menghinaku dengan jumlah uang sekecil ini? Maka bersiaplah untuk menerima kutukanku.”

Hariscandra berusaha untuk mencegah Visvamitra, “Hanya ini yang bisa hamba dapatkan saat ini, dan inipun hamba dapatkan dengan menjual anak istri hamba, Namun masih ada seperempat hari lagi yang tersisa. Kembalilah pada saat berakhirnya hari ini maka hamba akan memberikan uang yang anada minta untuk daksina.”

Rsi Visvamitra kemudian pergi. Semetara itu Hariscandra berdiri di tengah pasar itu dan mulai berteriak, “ Siapa yang mau membeli diriku? Siapa yang membutuhkan seorang pelayan? Belilah aku sebelum matahari tenggelam ke ufuk barat.”

Maka deva Dharma sendiri yang kemudian datang dalam wujud seorang Candala (orang buangan). Badannya kotor dan bau tubuhnya sangat busuk. Wajahnya tidak dicukur rapid an giginya menonjol keluar. Suaranya sangat kasar dan di tangannya terdapat beberapa bangkai burung dan kalung tengkorak mengge;ayut ditubuhnya dan ia juga memakai sebuah tongkat. Disekelilingnya terdapat banyak anjing jalanan dan penampilannya benar-benar membuat semua orang akan menjauhinya.

“Aku akan membelimu.” Kata chandala itu, “ Namaku adalah Pravira, dan aku mengurus semua mayat yang ada di kota ini”

Usul itu sangat memberatkan Hariscandra. Karena bagaimanapun seorang raja yang terlahir dari golongan dynasty Surya Vamsa harus menjual dirinya pada seorang candala? Namun rsi  Vismamitra kemudian datang dan menyuruhnya untuk menjual dirinya pada candala itu.

Sang raja itu kemudian jatuh bersujud di kaki sang rsi dan berkata,” Aku adalah budakmu aku akan melakukan apa yang kau minta untuk aku lakukan. Tapi mohon jangan suruh aku aku untuk menjual diriku pada candala itu.

Sang candala itu kemudian membayar uang pada rsi Visvamitra. Ia kemudian mengikat Hariscandra dan membawanya pulang ke rumahnya. Disana  dirumah snag candala Hariscandra bekerja sambil meratapi nasibnya yang menimpa dirinya begitu tragis. Setelah beberapa hari , candala itu kemudian  memberikannya kepercayaan untuk mengambil pakaian orang mati sebelum mayat mereka dibakar. Seperenam dari apa saja yang didapatkan dari sepeninggalan orang mati  itu harus diberikan pada raja. Sedangkan setengah dari hasil kerjanya akan diberikan kepada candala dan sisanya yaitu dua pertiganya lagi akan diberiakan pada Hariscandra  sebagai janjinya.

Smasana (Kuburan) terletak di sebelah selatan kota Varanasi. Ratusan serigala ada disana debu debu hitam memenuhi angkasa dan tengkorak manusia yang bertebaran dimana-mana menimbulkan bau yang tidak enak. Ini adalah tempat yang sering dikunjungi oleh para hantu, asura, anjing, dan serigala. Ratapan para keluaga yang ditinggalkan olehborang yang mati terdengar menggema menimbulkan rasa haru, sementara itu burung-burung duduk di atas tulang rangka yang berserakan . hanya para chandala yang menyenangi pemandangan seperti itu. Bahkan Yama sendiri akan merasa ketakutan melihat pemandangan seperti itu, namun Hariscandra justru harus bekerja di tempat seperti itu. Tubuhnya menjadi sangat menkutkan, kotor dan dilumururi oleh debu  setelah bekerja di tempat itu. Dia tidak pernah memperoleh kesempatan untuk tidur.

Ketika Hariscanda telah menghabiskan waktunya selama dua belas bulan di Smasana itu, ia bermimpi dirinya akan menghabiskan waktunya selama dua belas tahun , tinggal di tempat itu. Ini sangat menggocangkan jiwanya dan membuatnya kehilangan kesadaran. Ia telah melupakan semua tentng anak dan isterinya.

Sementara itu Rohitasva telah meninggal karena digigit seekor ular berbisa, dan Saivaya membawa mayatnya ke pekuburan itu. Namun Hariscandra tidak mengenal istrinya dan anaknya lagi. Dn selain itu penampilan Hariscandra juga sudah sangat berubah maka istrinya tidak bisa mengenalinya lagi.

Akan tetapi setelah beberapa saat mereka kemudian saling mengenali satu sama lain dan mereka jatuh pingsan menyadari nasib buruk yang menimpa mereka. Ketika mereka sadar kembali, mereka saling memeluk dan meratapi  nasib buruk yang menimpa mereka. Takdir telah membuat mereka tidak sanggup menahan diri untuk menghadapi peristiwa yang sangat tragis itu, sehingga mereka kemudian memutuskan untuk membunuh diri dengan masuk ke dalam kobaran api.

Akan tetapi sebelum mereka dapat melakukan semua itu, para deva kemudian datang dengan dimpin oleh indr, dan mereka mencegah pasangan yang malang itu untuk melakukan  bunuh diri. Dharma dan Visvamitra kemudian datang juga dan para deva kemudian menyatakan bahwa nasib merea memang telah ditakdirkan untuk seperti itu maka agar suami istri ini bisa pergi ke surga dengan tubuh fisik mereka . Indra kemudian memericikkan amrta ke tubuh Rohitasva sehingga anak itu hidup kembali. Dan Visvamitra  juga membuka tangan persahabatan untuknya.

Akan tetapi Hariscandra menolak untuk pergi ke surga,” Kewajiban ku adalah untuk rakyatku,”katanya.” Aku harus kembali ke kerajaanku untuk melihat bagaimana keadaan rakyatku. Aku tidak bisa pergi ke hutan jika mereka pergi ke neraka maka aku juga akan pergi kesana untuk mengikutu mereka.”

Indra kemudian berkata,” tuan Raja. Bagaimana bisa seluruh rakyat anda bisa pergi ke surga? Mereka masing maisng memiki pahala dan dosa yang mereka harus menebusnya”

Hariscandra kemudian menawarkan pahala yang didapatkannya pada msing masing-masing  rakyat . melihat hal itu maka sebuah wimana datng dan membawa semua penghuni kerajaan Ayodya ke sana. Kemudian Rohitasva diangkat menjadi raja disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...