HARISCANDRA
(bag.1)
Bertahun-tahun yang lampau, pada
jaman treta yuga, tersebutlah seorang raja yang adil dan bijaksana bernama
Hariscandra. Beliau melakukan banyak perbuatan baik dan dari segi penampilan
beliau adalah raja yang sangat tampan. Ketika raja Hariscandra memerintah
dibumi, tidak pernah terjadi bencana, wabah ataupun kejahatan.
Suatu hari, sang raja meakukan
sebuah ekspedisi berburu ke sebuah hutan. Disana tiba-tiba beliau mendengar
suara seorang wanita berteriak, ‘tolong’tolong!’ Maka dengan melupakan binatang
buruannya Hariscandra segera pergi ke sana untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Maka yang didapatkannya adalah rsi Visvamitra yang sedang bermeditasi dalam
hutan itu. Melalui tapa brata yang hebat beliau berusaha mendapatkan berbagai pengetahuan
yang tidak seorangpun bisa mendapatkannnya. Berbagai pengetahuan yang tinggi
itu, salah satunya mengambil wujud sebagai wanita yang berteriak meminta
tolong. Hariscandra sama sekali tidak menyadari bahwa wanita itu adalah
pengetahuan yang mengambil wujud seperti itu. Ia berpikir bahwa wanita itu
adalah wanita sungguhan, yang sedang diserang oleh laki-laki yang bertapa itu.
Maka untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang raja yaitu melindungi
rakyatnya, ia kemudian mengambil sebuah anak panah dan memasangkan panah itu
pada busurnya dan mengancam untuk menyerang Visvamitra.
Visvamitra kemudian menjadi marah
dan ketika beliau marah maka wanita yang merupakan perwujudan dari ilmu
pengetahuan itu kemudian menghilang. Saat itulah Hariscandra kemudian menyadari
siapa yang sebenarnya rsi yang ada dihapannya itu dan menyadari apa yang telah
dilakukannya. Tubuhnya gemetar bagaikan pohon beringin yang bergoyang karena
tertiup angin. Ia kemudian bersujud dihadapan sang rsi dan memohon ampun kepada
beliau,” Maafkanlah hamba,” katanya, adalah kewajiban seorang raja untuk
melindungi rakyatnya yang sedang tertimpa kesulitan, karena seorang raja adalah
pelindung bagi rakyatnya.”
“Aku mengerti, tuan raja.” Jawab
Visvamitra.” Namun karena anda adalah seorang mahir dalam ilmu sastra dan kitab
suci maka katakanlah padaku, kepada siapa seharusnya seseorang harus menyumbang
dan siapa yang harus dilindungin dan untuk siapa seorang harus bertarung?”
“Seorang raja harus menyumbang
kepada Brahmana,” Jawab Hariscandra,” dan orang yang harus dilindungi adalah
mereka yang ketakutan dan mereka yang bertarung melawan musuhnya.”
“Kalau begitu.” Jawab
Visvamitra,” Aku adalah seorang brahmana maka sumbangkanlah apa yang aku minta
kepada mu!”
“Apa yang anda inginkan?” Tanya
Hariscandra,” Apakah emas, permata, berlian, anak, istri, kehidupan kerajaan,
kota atau barangkali sesuatu yang sulit untuk dipadatkan?”
“Aku menginginkan seluruh dunia
ini berserta kota, desa, dan pegunungan yang terdapat didalamnya,” kata
Visvamitra.” Aku menginginkan semua
kereta, kuda dan gajah. Aku ingin seluruh kerajaan ini, aku ingin semua permata
yang kau miliki, pelayan, dan seluruh rakyatmu. Pendek kata aku ingin segala
yang kau miliki, selain kau anak dan istrimu. Berikanlah segala yang kau
miliki!”
“Seperti yang anda minta, hamba
akan memberikannya,” jawab Hariscandra.
“Bagaimana dengan pakaian dan
periasan, yang dipakai oleh istri dan anakmu?” Tanya Viswamitra,’ Maka sesuai
dengan janjimu maka semua itu adalah milikku. Kau hanya boleh memakai pakaian
kulit kayu. Dan karena aku tidak ingin kau ada di wilayah kerajaanku maka
pergilah ke suatu tempat yang bukan menjadi milikiku”.
Hariscandra sudah siapuntuk
melakukan semua itu namun Visvamitra kemudian mencegahnya,” Kau telah melakukan
upacara Rajasuya, untuk hal itu aku meminta daksina yang seharusnya kau
persembahkan kepadaku!”
“Akan tetapi tuan Rsi, hamba
sudah tidak punya apa-apa lagi untuk hamba berikan kepada anda sebagai daksina
karena hamba telah menyerahkan kepada anda” Meskipun demikian kau tetap harus
memberikan sebuah daksina kepadaku,” kata Visvamitra.
“Baiklah, mohon berikanlah hamba
waktu selama sebulan untuk mempersiapkannya. Setelah satu bulan maka hamba akan
datang untuk mebawakan daksina untuk anda.”
Dengan persyaratan itu Visvamitra
kemudian menyetujui dan menginjinkan Hariscandra untuk pergi. Seluruh rakyatnya
merasa bersedih karena harus kehilangan seorang raja yang sebaik Hariscandra
dan mereka berusaha mencegah beliau. Namun bagaimanapun juga ia harus
meninggalkan kerajaannya demi kepentingan memenuhi janjinya kepada sang Rsi.
Hariscandra memilikiseorang istri
yang bernama Saivya. Saat itu Saivya berjalan dengan sangat lamban dan
Viswamitra yang melihat hal itu kemudian memukuli punggungnya dengan sebuah
tongkat yang besar. Namun tanpa memprotes Hariscandra yang melihat hal itu
hanya berkata,” Tuan Rsi kami akan pergi”
Namun lima Visvadeva menjadi
sangat sedih atas perlakuan Visvamitra kepada Hariscandra dan Saivya. Mereka
kemudian berteriak,”Memalukan! Memalukan!
Dan membuat sang rsi menjadi marah. Maka Viswamitra kemudian
mengutuk para Visvadeva itu agar telahir menjadi manusia dibumi. Ketika
Visvadeva meminta ampun atas tindakannya itu, Visvamitra kemudian mengatakan
bahwa mereka tidak akan memiliki anak, dan istri. Dan mereka akan terbebas dari
segala kegiatan atau pengaruh dari segala kehidupan manusia. Kelima Visvadeva
inilah yang akan menjadi lima putra Drupadi. Meskipun pertanyaan dari Jaimini
telah terjawab namun beliau menjadi agak terkesan oleh cerita itu.” Ceritakanlah lebih jauh tentang Hariscandra,” katanya dan
burung itu menceritakan sebagai berikut.
Hariscandra dan Saivya memiliki
seorang putrayang bernama Rohitasva, mereka tidak tahu harus pergi ke mana
karena mereka tidak diijinkan untuk menempati tempat yang menjadi wilayah
kerajaan Visvamitra. Maka salah satunya kota yang bisa ditempati adalah
Varanasi yang dinyatakan sebagai tempat manusia, karena kota itu diciptakan
oleh Siva sendiri.
Maka mereka kemudian pergi ke
sana. Namun ketika mereka akan memasuki wilayah Varanasi maka mereka melihat
Rsi Visvamitra berdiri di depan gerbang kota Varanasi.
Satu bulan telah berlalu dalam
pengembaaranya dan Visvamitra kembali datang untuk menemuinya dan berkata,
“Tuan Raja, mana daksina yang kau janjikan?”
Hari ini adalah hari terakhir
dalam tenggang waktu yang anda berikan untuk hamba, namun hari ini beumlah
berakhir. Berikanlah hamba waktu hingga akhir dari hari ini maka hamba akan
memberikan daksina yang anda minta.” Mendengar hal itu Visvamitra menyetujuinya
dan kemudian berjanji untuk datang setelag beberapa saat lagi.
Namun kali ini Hariscandra
benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukankan. Kemana ia harus mencari
uang itu.
Istrinya kemudian berkata ,”
Suamiku juallah aku agar kau bisa mendapatkan uang untuk membayar daksina kepda
Rsi Visvamitra.”
Mendengar kata-kata istrinya itu
Hariscandra seketika itu juga pingsan. Ketika sadar kembali, ia menyadari bahwa
tidak ada jalan keluar yang lainnya. Karena daksina untuk Visvamitra harus
dibayar dan kalau tidak maka rsi itu akan mengutuknya. Maka beliau kemudian
pergi ke pasar dan mulai menawarkan istrinya itu.
Disana ada seorang brahmana yang
juga menonton pemandangan yang mengharukan itu, dan berkata berikan dia kepada
ku, aku akan membelinya. Aku membutuhkan seorang pembantu jika istriku sedang
sakit, untuk melakukan pekerjaan.”
Hariscandra sebenarnya merasa
sangat pedih hatinya , namun tidak ada jalan keluarnya lagi. Maka ia kemudian
menerima uang dari brahmana itu dan bersiap siap untuk mengatakan selamat tinggal untuk istrinya yang baru saja
dijualnya. Dan karena Saivya adalah seorang pelayan brahmana maka brahmana itu
kemudian menyeret rambut wanita tanpa dosa itu dan memperlakukannya sebagai
seorang budak. Akan tetapi Rohitasva tidak mau melepaskan ibunya dan terus
mengikuti dan memegang baju yang dipakai oleh ibunya. Ketika brahmana itu mulai
menyeretnya maka ia mulai berteriak’Ibu! Ibu!
Saivaya kemudian memohon kepada
brahmana itu ,”Mohon beli juga anak hamba. Jangan biarkan aku berpisah dengan
anakku juga, karena kalau tidak maka hamba juga tidak akan bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Belilah
aku seperti seorang yang membeli seekor sapi dengan anaknya.”
Mendengar hal itu brahmana itu
juga membeli Rotasva dan memberikan uang tambahan pada Hariscandra. Brahmana
itu itu kemudian mengikat istri dan anak dari raja besar yang yang adalah
mantan penguasa dunia. Hariscandra yang menangis pilu atas bencana yang menimpa
raja bear keturunan dynasty Surya vamsa itu. Namun tidak ada banyak waktunya
untuk meratapi kesedihan itu karena Visvamitra segera datang untuk menagih
janjinya. Dan Hariscandra kemudian memberikan semua uang yang didapatkan hasil
dari menjual anak dan istrinya itu.
Namun Visvamitra kemudian berkata
dengan jijik atas kecilnya jumlah uang yang diberikan kepadanya,”Apakah hanya
sejumlah ini yang sanggup kau berikan padaku? Apakah kau mau menghinaku dengan
jumlah uang sekecil ini? Maka bersiaplah untuk menerima kutukanku.”
Hariscandra berusaha untuk
mencegah Visvamitra, “Hanya ini yang bisa hamba dapatkan saat ini, dan inipun
hamba dapatkan dengan menjual anak istri hamba, Namun masih ada seperempat hari
lagi yang tersisa. Kembalilah pada saat berakhirnya hari ini maka hamba akan
memberikan uang yang anada minta untuk daksina.”
Rsi Visvamitra kemudian pergi.
Semetara itu Hariscandra berdiri di tengah pasar itu dan mulai berteriak, “
Siapa yang mau membeli diriku? Siapa yang membutuhkan seorang pelayan? Belilah
aku sebelum matahari tenggelam ke ufuk barat.”
Maka deva Dharma sendiri yang
kemudian datang dalam wujud seorang Candala (orang buangan). Badannya kotor dan
bau tubuhnya sangat busuk. Wajahnya tidak dicukur rapid an giginya menonjol
keluar. Suaranya sangat kasar dan di tangannya terdapat beberapa bangkai burung
dan kalung tengkorak mengge;ayut ditubuhnya dan ia juga memakai sebuah tongkat.
Disekelilingnya terdapat banyak anjing jalanan dan penampilannya benar-benar
membuat semua orang akan menjauhinya.
“Aku akan membelimu.” Kata
chandala itu, “ Namaku adalah Pravira, dan aku mengurus semua mayat yang ada di
kota ini”
Usul itu sangat memberatkan
Hariscandra. Karena bagaimanapun seorang raja yang terlahir dari golongan
dynasty Surya Vamsa harus menjual dirinya pada seorang candala? Namun rsi Vismamitra kemudian datang dan menyuruhnya
untuk menjual dirinya pada candala itu.
Sang raja itu kemudian jatuh
bersujud di kaki sang rsi dan berkata,” Aku adalah budakmu aku akan melakukan
apa yang kau minta untuk aku lakukan. Tapi mohon jangan suruh aku aku untuk
menjual diriku pada candala itu.
Sang candala itu kemudian
membayar uang pada rsi Visvamitra. Ia kemudian mengikat Hariscandra dan
membawanya pulang ke rumahnya. Disana
dirumah snag candala Hariscandra bekerja sambil meratapi nasibnya yang menimpa
dirinya begitu tragis. Setelah beberapa hari , candala itu kemudian memberikannya kepercayaan untuk mengambil
pakaian orang mati sebelum mayat mereka dibakar. Seperenam dari apa saja yang
didapatkan dari sepeninggalan orang mati
itu harus diberikan pada raja. Sedangkan setengah dari hasil kerjanya
akan diberikan kepada candala dan sisanya yaitu dua pertiganya lagi akan
diberiakan pada Hariscandra sebagai
janjinya.
Smasana (Kuburan) terletak di sebelah selatan kota Varanasi. Ratusan
serigala ada disana debu debu hitam memenuhi angkasa dan tengkorak manusia yang
bertebaran dimana-mana menimbulkan bau yang tidak enak. Ini adalah tempat yang
sering dikunjungi oleh para hantu, asura, anjing, dan serigala. Ratapan para
keluaga yang ditinggalkan olehborang yang mati terdengar menggema menimbulkan
rasa haru, sementara itu burung-burung duduk di atas tulang rangka yang
berserakan . hanya para chandala yang menyenangi pemandangan seperti itu.
Bahkan Yama sendiri akan merasa ketakutan melihat pemandangan seperti itu,
namun Hariscandra justru harus bekerja di tempat seperti itu. Tubuhnya menjadi
sangat menkutkan, kotor dan dilumururi oleh debu setelah bekerja di tempat itu. Dia tidak
pernah memperoleh kesempatan untuk tidur.
Ketika Hariscanda telah
menghabiskan waktunya selama dua belas bulan di Smasana itu, ia bermimpi
dirinya akan menghabiskan waktunya selama dua belas tahun , tinggal di tempat
itu. Ini sangat menggocangkan jiwanya dan membuatnya kehilangan kesadaran. Ia
telah melupakan semua tentng anak dan isterinya.
Sementara itu Rohitasva telah
meninggal karena digigit seekor ular berbisa, dan Saivaya membawa mayatnya ke
pekuburan itu. Namun Hariscandra tidak mengenal istrinya dan anaknya lagi. Dn
selain itu penampilan Hariscandra juga sudah sangat berubah maka istrinya tidak
bisa mengenalinya lagi.
Akan tetapi setelah beberapa saat
mereka kemudian saling mengenali satu sama lain dan mereka jatuh pingsan
menyadari nasib buruk yang menimpa mereka. Ketika mereka sadar kembali, mereka
saling memeluk dan meratapi nasib buruk
yang menimpa mereka. Takdir telah membuat mereka tidak sanggup menahan diri
untuk menghadapi peristiwa yang sangat tragis itu, sehingga mereka kemudian memutuskan
untuk membunuh diri dengan masuk ke dalam kobaran api.
Akan tetapi sebelum mereka dapat
melakukan semua itu, para deva kemudian datang dengan dimpin oleh indr, dan
mereka mencegah pasangan yang malang itu untuk melakukan bunuh diri. Dharma dan Visvamitra kemudian
datang juga dan para deva kemudian menyatakan bahwa nasib merea memang telah
ditakdirkan untuk seperti itu maka agar suami istri ini bisa pergi ke surga
dengan tubuh fisik mereka . Indra kemudian memericikkan amrta ke tubuh
Rohitasva sehingga anak itu hidup kembali. Dan Visvamitra juga membuka tangan persahabatan untuknya.
Akan tetapi Hariscandra menolak
untuk pergi ke surga,” Kewajiban ku adalah untuk rakyatku,”katanya.” Aku harus
kembali ke kerajaanku untuk melihat bagaimana keadaan rakyatku. Aku tidak bisa
pergi ke hutan jika mereka pergi ke neraka maka aku juga akan pergi kesana
untuk mengikutu mereka.”
Indra kemudian berkata,” tuan
Raja. Bagaimana bisa seluruh rakyat anda bisa pergi ke surga? Mereka masing
maisng memiki pahala dan dosa yang mereka harus menebusnya”
Hariscandra kemudian menawarkan
pahala yang didapatkannya pada msing masing-masing rakyat . melihat hal itu maka sebuah wimana
datng dan membawa semua penghuni kerajaan Ayodya ke sana. Kemudian Rohitasva
diangkat menjadi raja disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar