VARUTHINI
Tersebutlah seorang Brahmana yang
ketampanannya mengalahkan dua Asvini. Brahmana ini sangat terpelajar dalam
bidang sastra agama dan juga adalah orang yang baik sekali. Ia tinggal disebuah
kota yang bernama Arunaspada. Di pinggir sungai Aruna. Ia sangat senang
memiliki tamu. Dan satu-satunya keinginan
yang dipendam oleh brahmana ini adalah agar bisa melihat seluruh dunia.
Pada suatu kali seorang tamu
mendantangi rumah brahmana ini. Tamu ini sangat pintar dalam meramu obat dan
menggunakan mantra. Tamu ini menggambarkan pada sang brahmana tentang isi
seluruh dunia, tentang berbagai Negara, sungai, pegunungan dan tempat ziarah
yang harus dikunjungi oleh orang-orang spiritual.
Sang Brahmana kemudian bertanya
pada sang tamunya, “Sebenarnya anda tidak terlalu tua, anda masih muda.
Katakanlah bagaimana anda bisa mengetahui begitu banyak tentang dunia dalam usia yang semuda ini?”
Sang tamu menjawab,” Tuan,
Brahmana dengan kekuatan mantra dan ramuan ajaib, hamba bisa berpergian seribu
yojana dalam setengah hari.”
“Mohon berikanlah hamba
obat-obatan itu,” kata sang brahmana,” saya sangat ingin mengetahui seluruh
dunia”
Tamu itu adalah orang yang sangat
dermawan, maka ia kemudian mencampurkan beberapa formula dan mengusapkannya
pada kaki sang brahmana. Ia kemudian memberitahukan apa yang harus dilakukan
pada Brahmana itu.
Brahmana itu kemudian
mengatakan bahwa ia akan pergi dalam
jarak seribu yojana dan kembali pada sore harinya. Pertama-tama ia mengunjungi
Himalaya dan sampai disana dalam waktu satu detik. Ia berkeliaran disana, pada
saat itu tanpa disadarinya, es yang ada dipegunungan itu membasuh habis ramuan
yang ada di kakinya. Sementara itu, sang brahmana sibuk mengawasi pemandangan
yang indah yang ada didepannya, yang merupakan tempat yang paling disukai oleh
para deva, gandharva, dan apsara. Ia melihat air terjun dan nyanyian
burung-burung. Ia juga mencium bau harum dari bunga-bunga yang tidak diketahui
asalnya. Saat itulah ia berpikir untuk meninggalkan tempat itu dan memutuskan
untuk kembali keesokan harinya. Dan saat itulah ia baru menyadari bahwa dirinya
tidak bisa kembali karena ramuan yang dibawanya telah hilang dihanyutkan oleh
es tadinya. Ketika brahmana itu mencari jalan untuk bisa ketempatnya semula ,
seorang apsara yang bernama VAruthini, melihatnya dan seketika itu juga jatuh
cinta kepadanya. Dia ingin agar sang brahmana menikahkannya dan tinggal
bersamanya. Akan tetapi sang brahmana ingin pulang sebelun senja datang. Maka
ia kemudian berdoa pada deva Agni agar ia bisa kembali pulang. Dan deva Agni
membantunya untuk bisa kembali pulang.
Sedangkan Varuthini menjadi
sangat tersiksa. Dia ingin menikahi brahmana itu dan tidak bida dipuaskan oleh
apapun juga. Maka akibatnya, tubunga mulai kurus dan tak terurus lagi.
Sementara itu, ada seorang
gandharva yang bernama Kali yang dari dahulu ingin menikahi Varuthini, akan
tetapi Varuthinimencampakannya. Saat itu Kali melihat Varuthini sedang dalam
keadaaan yang sangat tersiksa dan telah mengetahui apa yang sedang terjadi pada
Varuthini. Ia meresa ini adalh kesempatan baginya untuk memenuhi keinginannya.
Maka saat itu juga ia mengambil wujud yang menyerupai sang Brahmana, lalu
mendekati Varuthini. Melihat hal itu Varuthini menjadi sangat gembira, karena
dia tidak menyadari bahwa sebenarnya brahmana itu bukanlah brahmana yang asli, maka dia pun menyetujui untuk
menikah dengan Varuthini dengan syarat bahwa dia tidak boleh memandang wajah
suaminya jika berada di dalam hutan. Dan persyaratan itu disetujui oleh
Varuthini.
Maka Varuthini dan Kali pun
menikah dan tinggal dengan bahagaia dipegunungan Himalaya. Mereka memiliki
seorang anak yang bernama Svarocah, yang dinamakan seperti itu karena sinar
tubuhnya yang cemerlang. Akan tetapi Kali langsung meninggal ketika Svarocah
terlahir. Namun Svarocah lahir sebagai anak terpelajar dan mahir dalam veda,
sastra dan seni berperang.
Ketika ia tumbuh menjadi seorang
anak muda, Svarocah pergi mengunjungi gunung Mandara. Disna ia melihat seorang
wanita yang sangat ketakutan dan datng padanya sambil berkata, “Selamatkan aku!
Svarocah menjadi ingin tahu
tntang apa yang sedang terjadi, dan wanita itu kemudian meceritakan kisah yang
menimpanya.
Namanya adalah Manorama dan dia
adalah putri dari seorang Vidyadhara (penyanyi surga) yang bernama Indivara.
Dia memiliki dua orang teman yang bernama Vibhavari dan Kalavati. Pada suatu
hari ketiga teman itu pergi ke gunung Kailasa. Disana mereka melihat seorang
rsi yang sangat lemah tubuhnya karena tapasya yang dilakukannaya. Suaranya
lemah karena lapar dan matanya sangat sayu. Melihat keadaan rsi ini Manorama
mulai inginmempermaikan sang rsi. Maka sang rsi kemudian menjadi sangat marah
dan mengutuk bahwa dia akan diculik oleh seorang raksasa. Namun kedua temannya
memprotes karena mereka berpikir seorang rsi yang melakukan tapasya tidak boleh
tergugah dan marah oleh tindakan yang sekecil apapun. Apa asrtinya seorang rsi yang tidak bisa mengendalikan amarahnya?
Akan tetapi bukannya sang rsi sadr akan
apa yang dikatakan itu namun beliau malah mengutuk mereka bahwa Vibhavari dan
Kalavati akan menderita lepra dan Kalavati akan mederita TBC.
Maka seketika itu juga terjadi
seperti apa yang dikatakan oleh rsi itu. Sedangkan Manorama, tiga hari setelah
kejadian itu, dia terus diikuti oleh seorang raksasa yang sangat menakutkan.
“Tidakkan anda mendengar suaranya?”
Tanya Manorama pada Svarocah.
Manorama memiliki sebuah senjata
sakti. Senjata itu telah diberikan oleh Rudra pada Svayambhuvamanu dan dari
Svayambhuvamanu diberikan pada VAsistha. Dan kakek Manorama menerimanya dari
rsi Vasistha, sehingga sekarang Manorama yang memilikinya. Dia kemudian
menawarkan senjata itu pada Svarocah jka ia mau melindunginya dari serangan
raksasa jahat itu. Dan Svarocah setuju untuk melakukannya dan Manorama kemudian
mengajarkan tentang cara untuk melepaskan mengendalikan dan manarik senjata
itu.
Sementara itu sang raksasa yang
mengikuti Manorama telah datang dengan suara yang sangat menakutkan. Akan
tetapi Svarocah berpikir bahwa ia hendaknya membiarkan raksasa itu menangkap
Manorama untuk beberapa waktu dan ini untuk membuktikan agar kutukan sang rsi
bisa berjalan seperti adanya. Maka ia kemudian menungggu agar raksasa itu
benar-benar menangkap Manorama, sebelum mengangkat senjatanya.
Melihat senjata yang dipegang
oleh Svarocah, raksasa itu memohon agar Svarocah tidak menggunakan senjata itu
untuk menyerangnya.
“Aku akan menceritakan kisahku,”
kata raksasa itu.” Rsi Brahmamitra telah mengutukku bahwa dan sekarang kau
telah melepaskan aku dari kutukan itu. Namaku adalah Indivara dan aku adalah
ayah dari Manorama. Rsi Brahmamitra adalah orang yang terpelajar dalam hal ilmu
pengobatan dan aku ingin belajar ilmu itu dari beliau. Akan tetapi beliau
menolak permintaanku. Maka secara diam-diam aku mempelajari semua ilmu itu
hanya dengan mengintipnya ketika beliau sedang mengajarkan ilmu itu pada
murid-muridnya, dalam waktu delapan bulan aku sudah bisa mengusainya semua pelajarannya.
Ketika akhirnya beliau mengetahui semua itu, maka beliau kemudian mengutuknya
menjadi seorang raksasa. Aku berlutut di kaki dan memohon ampun. Namun sang rsi
berkata bahwa aku akan terbebas dari kutukan itu saat dimana aku ingin memakan
anakku sendiri. Dan terimakasih kepadamu atas datangnya hari pembebasanku ini.
Katakanlah apa yang kau inginkan dariku. Atau setidaknya nikahilah putriku.
Indivara mengajarkan ilmu
Ayurveda (ilmu pengobatan) pada Svarocah. Akan tetapi ketika waktunya tiba bagi
Svarocah untuk menikah, tiba-tiba Manorama menolaknya. Sebenarnya dia bukan
tidak ingin menikah dengannya, karena bagaimanapun juga ia juga telah jatuh
cinta padanya, akan tetapi dia merasa belum siap karena sebelum teman-temannya
terbebas dari penderitaan lepra dan TBC mereka.
Akan tetapi ini bukanlah masalh
bagi Svarocah karena ia telah mempelajari teknik, dengan ilmu ini ia
membebaskan Vibhavari dan Kalavati. Selanjutnya ia kemudian menikahi Vibhavari
dan Kalavati. Sedangkan Vibhavari yang mengusai bahasa semua mahluk kemudian
mengajarkan pengetahuan ini kepada Svarocah. Dan Kalavati yang mengusai seni
yang disebut PAdmini, yaitu seni untuk mengendalikan semua permata, juga
mengajarkan teknik ini kepadanya.
Svarocah akhirnya hidup bahagia
dengan bersama dengan tiga orang istrinya dan masing-masing memilk seorang
putra. Ketika anak-anaknya sudah dewasa,
masing-masing telah dibuatkan kota oleh svarocah dengan menggunakan kekuatan
Padmini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar