Jumat, 15 Juni 2018

MARKANDEYA PURANA


VARUTHINI

Tersebutlah seorang Brahmana yang ketampanannya mengalahkan dua Asvini. Brahmana ini sangat terpelajar dalam bidang sastra agama dan juga adalah orang yang baik sekali. Ia tinggal disebuah kota yang bernama Arunaspada. Di pinggir sungai Aruna. Ia sangat senang memiliki tamu. Dan satu-satunya keinginan  yang dipendam oleh brahmana ini adalah agar bisa melihat seluruh dunia.

Pada suatu kali seorang tamu mendantangi rumah brahmana ini. Tamu ini sangat pintar dalam meramu obat dan menggunakan mantra. Tamu ini menggambarkan pada sang brahmana tentang isi seluruh dunia, tentang berbagai Negara, sungai, pegunungan dan tempat ziarah yang harus dikunjungi oleh orang-orang spiritual.

Sang Brahmana kemudian bertanya pada sang tamunya, “Sebenarnya anda tidak terlalu tua, anda masih muda. Katakanlah bagaimana anda bisa mengetahui begitu banyak tentang dunia  dalam usia yang semuda ini?”

Sang tamu menjawab,” Tuan, Brahmana dengan kekuatan mantra dan ramuan ajaib, hamba bisa berpergian seribu yojana dalam setengah hari.”

“Mohon berikanlah hamba obat-obatan itu,” kata sang brahmana,” saya sangat ingin mengetahui seluruh dunia”

Tamu itu adalah orang yang sangat dermawan, maka ia kemudian mencampurkan beberapa formula dan mengusapkannya pada kaki sang brahmana. Ia kemudian memberitahukan apa yang harus dilakukan pada Brahmana itu.

Brahmana itu kemudian mengatakan  bahwa ia akan pergi dalam jarak seribu yojana dan kembali pada sore harinya. Pertama-tama ia mengunjungi Himalaya dan sampai disana dalam waktu satu detik. Ia berkeliaran disana, pada saat itu tanpa disadarinya, es yang ada dipegunungan itu membasuh habis ramuan yang ada di kakinya. Sementara itu, sang brahmana sibuk mengawasi pemandangan yang indah yang ada didepannya, yang merupakan tempat yang paling disukai oleh para deva, gandharva, dan apsara. Ia melihat air terjun dan nyanyian burung-burung. Ia juga mencium bau harum dari bunga-bunga yang tidak diketahui asalnya. Saat itulah ia berpikir untuk meninggalkan tempat itu dan memutuskan untuk kembali keesokan harinya. Dan saat itulah ia baru menyadari bahwa dirinya tidak bisa kembali karena ramuan yang dibawanya telah hilang dihanyutkan oleh es tadinya. Ketika brahmana itu mencari jalan untuk bisa ketempatnya semula , seorang apsara yang bernama VAruthini, melihatnya dan seketika itu juga jatuh cinta kepadanya. Dia ingin agar sang brahmana menikahkannya dan tinggal bersamanya. Akan tetapi sang brahmana ingin pulang sebelun senja datang. Maka ia kemudian berdoa pada deva Agni agar ia bisa kembali pulang. Dan deva Agni membantunya untuk bisa kembali pulang.

Sedangkan Varuthini menjadi sangat tersiksa. Dia ingin menikahi brahmana itu dan tidak bida dipuaskan oleh apapun juga. Maka akibatnya, tubunga mulai kurus dan tak terurus lagi.

Sementara itu, ada seorang gandharva yang bernama Kali yang dari dahulu ingin menikahi Varuthini, akan tetapi Varuthinimencampakannya. Saat itu Kali melihat Varuthini sedang dalam keadaaan yang sangat tersiksa dan telah mengetahui apa yang sedang terjadi pada Varuthini. Ia meresa ini adalh kesempatan baginya untuk memenuhi keinginannya. Maka saat itu juga ia mengambil wujud yang menyerupai sang Brahmana, lalu mendekati Varuthini. Melihat hal itu Varuthini menjadi sangat gembira, karena dia tidak menyadari bahwa sebenarnya brahmana itu bukanlah brahmana  yang asli, maka dia pun menyetujui untuk menikah dengan Varuthini dengan syarat bahwa dia tidak boleh memandang wajah suaminya jika berada di dalam hutan. Dan persyaratan itu disetujui oleh Varuthini.

Maka Varuthini dan Kali pun menikah dan tinggal dengan bahagaia dipegunungan Himalaya. Mereka memiliki seorang anak yang bernama Svarocah, yang dinamakan seperti itu karena sinar tubuhnya yang cemerlang. Akan tetapi Kali langsung meninggal ketika Svarocah terlahir. Namun Svarocah lahir sebagai anak terpelajar dan mahir dalam veda, sastra dan seni berperang.

Ketika ia tumbuh menjadi seorang anak muda, Svarocah pergi mengunjungi gunung Mandara. Disna ia melihat seorang wanita yang sangat ketakutan dan datng padanya sambil berkata, “Selamatkan aku!

Svarocah menjadi ingin tahu tntang apa yang sedang terjadi, dan wanita itu kemudian meceritakan kisah yang menimpanya.

Namanya adalah Manorama dan dia adalah putri dari seorang Vidyadhara (penyanyi surga) yang bernama Indivara. Dia memiliki dua orang teman yang bernama Vibhavari dan Kalavati. Pada suatu hari ketiga teman itu pergi ke gunung Kailasa. Disana mereka melihat seorang rsi yang sangat lemah tubuhnya karena tapasya yang dilakukannaya. Suaranya lemah karena lapar dan matanya sangat sayu. Melihat keadaan rsi ini Manorama mulai inginmempermaikan sang rsi. Maka sang rsi kemudian menjadi sangat marah dan mengutuk bahwa dia akan diculik oleh seorang raksasa. Namun kedua temannya memprotes karena mereka berpikir seorang rsi yang melakukan tapasya tidak boleh tergugah dan marah oleh tindakan yang sekecil apapun. Apa asrtinya seorang  rsi yang tidak bisa mengendalikan amarahnya? Akan tetapi  bukannya sang rsi sadr akan apa yang dikatakan itu namun beliau malah mengutuk mereka bahwa Vibhavari dan Kalavati akan menderita lepra dan Kalavati akan mederita TBC.
Maka seketika itu juga terjadi seperti apa yang dikatakan oleh rsi itu. Sedangkan Manorama, tiga hari setelah kejadian itu, dia terus diikuti oleh seorang raksasa yang sangat menakutkan.

“Tidakkan anda mendengar suaranya?” Tanya Manorama pada Svarocah.
Manorama memiliki sebuah senjata sakti. Senjata itu telah diberikan oleh Rudra pada Svayambhuvamanu dan dari Svayambhuvamanu diberikan pada VAsistha. Dan kakek Manorama menerimanya dari rsi Vasistha, sehingga sekarang Manorama yang memilikinya. Dia kemudian menawarkan senjata itu pada Svarocah jka ia mau melindunginya dari serangan raksasa jahat itu. Dan Svarocah setuju untuk melakukannya dan Manorama kemudian mengajarkan tentang cara untuk melepaskan mengendalikan dan manarik senjata itu.

Sementara itu sang raksasa yang mengikuti Manorama telah datang dengan suara yang sangat menakutkan. Akan tetapi Svarocah berpikir bahwa ia hendaknya membiarkan raksasa itu menangkap Manorama untuk beberapa waktu dan ini untuk membuktikan agar kutukan sang rsi bisa berjalan seperti adanya. Maka ia kemudian menungggu agar raksasa itu benar-benar menangkap Manorama, sebelum mengangkat senjatanya.

Melihat senjata yang dipegang oleh Svarocah, raksasa itu memohon agar Svarocah tidak menggunakan senjata itu untuk menyerangnya.

“Aku akan menceritakan kisahku,” kata raksasa itu.” Rsi Brahmamitra telah mengutukku bahwa dan sekarang kau telah melepaskan aku dari kutukan itu. Namaku adalah Indivara dan aku adalah ayah dari Manorama. Rsi Brahmamitra adalah orang yang terpelajar dalam hal ilmu pengobatan dan aku ingin belajar ilmu itu dari beliau. Akan tetapi beliau menolak permintaanku. Maka secara diam-diam aku mempelajari semua ilmu itu hanya dengan mengintipnya ketika beliau sedang mengajarkan ilmu itu pada murid-muridnya, dalam waktu delapan bulan aku sudah bisa mengusainya semua pelajarannya. Ketika akhirnya beliau mengetahui semua itu, maka beliau kemudian mengutuknya menjadi seorang raksasa. Aku berlutut di kaki dan memohon ampun. Namun sang rsi berkata bahwa aku akan terbebas dari kutukan itu saat dimana aku ingin memakan anakku sendiri. Dan terimakasih kepadamu atas datangnya hari pembebasanku ini. Katakanlah apa yang kau inginkan dariku. Atau setidaknya nikahilah putriku.

Indivara mengajarkan ilmu Ayurveda (ilmu pengobatan) pada Svarocah. Akan tetapi ketika waktunya tiba bagi Svarocah untuk menikah, tiba-tiba Manorama menolaknya. Sebenarnya dia bukan tidak ingin menikah dengannya, karena bagaimanapun juga ia juga telah jatuh cinta padanya, akan tetapi dia merasa belum siap karena sebelum teman-temannya terbebas dari penderitaan lepra dan TBC mereka.

Akan tetapi ini bukanlah masalh bagi Svarocah karena ia telah mempelajari teknik, dengan ilmu ini ia membebaskan Vibhavari dan Kalavati. Selanjutnya ia kemudian menikahi Vibhavari dan Kalavati. Sedangkan Vibhavari yang mengusai bahasa semua mahluk kemudian mengajarkan pengetahuan ini kepada Svarocah. Dan Kalavati yang mengusai seni yang disebut PAdmini, yaitu seni untuk mengendalikan semua permata, juga mengajarkan teknik ini kepadanya.

Svarocah akhirnya hidup bahagia dengan bersama dengan tiga orang istrinya dan masing-masing memilk seorang putra. Ketika  anak-anaknya sudah dewasa, masing-masing telah dibuatkan kota oleh svarocah dengan menggunakan kekuatan Padmini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...