Rabu, 06 Juni 2018

NARADA PURANA


VAHU (bag.1)

Dalam dynasty Surya Vamsa ada seorang raja yang bernama Vrka. Vrka memilki seorang anak yang bernama Vahu yang kemudian diangkat menjadi raja setelah kematian ayahnya.

Vahu adalah seorang raja yang baik yang mengikuti sagala aturan dharma. Ia memerintah bumi dengan baik. Dalam kitab suci dinyatakan bahwa setiap kasta harus selalu mengikuti aturan yang ditetapkan bagi masing-masing kasta. Apa yang menjadi kewajiban keempat kasta ini diceritakan dalam Narada purana.

Kembali ke cerita semula, dimana Vahu memerintah dengan bijaksana. Sehingga tidak ada orang yang melanggar kewajiban kastanya. Raja Vahu melakukan upacara Asvamedha di masing-masing dvipa yang terdapat di bumi. Beliau juga tidak hanya adil dan bijaksana namun juga telah menahklukan semua raja di bumi. Rakyat merasa bahagia dan hujan pun turun pada waktunya dan panen mereka selalu berhasil. Para rsi melakakukan meditasi tanpa merasa terganggu oleh rasa takut dan tidak ada yang berani berbuat dosa. Raja Vahu memerintah selama 90.000 tahun.

Namun setelah itu, masalah mulai menimpa. Segala kemasyuran dan kekerasan telah membuatnya mulai besar kepala dan berpikir”Aku akan mengusai semua orang. Aku amat sakti dan telah melakukan berbagai tapasya. Mengapa mereka tidak aku buat untuk memujaku? Apalagi aku adalah penguasa seluruh dunia. Aku tidak melihat ada orang lain yang lebih unggul dariku.”

Ego kelihatan sepele ini tanpa disadari merupakan sebuah bencana dan akan membawa akibat buruk. Kepemilikan atas empat hal yaitu masa muda, kekayaan, kekuasaan dan tanpa pertimbangan, akan membawa seseorang menuju kehancuran. Akan tetapi, disayangkan bahwa keempat hal ini menjadi satu pada diri raja Vahu. Maka ia mulai merasa curiga iri hati sehingga terciptalah permusuhan bagi mereka yang bersifat iri hati.

Diantara raja-raja yang sakti yang menjadi musuhnya adalah raja Haihaya dan Talajangha. Dan karena raja Vahu telah melenceng dari jalan kebenaran, maka Visnu dan Laksmi meninggalkan kerajaannya, sehingga setelah perang selama kurang lebih satu bulan, Haihaya dan Talajangha berhasil mengalahkannya. Mereka menyingkirkan Vahu dan berhasil mengusirnya ke hutan.

Selanjutnya mereka merampas istri Vahu yaitu Yadavi. Kedua musuhnya ini tidak puas hanya dengan mengusir Vahu dari kerajaan, namun mereka juga kawatir jika suatu saat keturunan Vahu akan membalas dendam. Mereka kemudian meracni  Yadavi (dalam cerita ini, agak bertentangan dengan purana lain yang mengatakan bahwa Vahu memilki istri kedua dan istri kedua inilah yang meracuni Yadavi).

Setelah merenungi bencana yang menimpanya, maka Vahu mulai menyesal kesalahan masa lalunya. Bersama istrinya, ia kemudian memutskan untuk meminta perlindungan dan nasehat pada rsi Qurva. Namun karena perjalanan menuju ke asram sang rsi cukup jauh hingga membuat raja VAhu menderita haus dan lapar. Beliau kemudian menemukan sebuah telaga dan meminum air telaga itu. Vahu dan istrinya kemudian beristirahat dibawah sebuah pohon besar.

Di atas pohon itu tinggal banyak jenis burung. Mereka mulai bercakap-cakap sesama burung.” sembunyi, sembunyi, raja Vahu yang jahat telah datang kesini, lebih baik tidak melihatnya.”

Raja Vahu mendengar perkataan burung itu dan meras sangat sedih. Dia juga melihat orang-orang mulai menghinanya dengan bebas. Bahkan rakyatnya juga tidak memperlihatkan simpati setelah melihat raja mereka telah ditahklukan. Ini membuat sang raja sangat sedih hingga tidak ingin hidup lagi untuk selanjutnya. Kesehatannya semakin menjadi semakin buruk dan usia Tanya hampir berakhir. Dan seperti telah ditakdirkan. Ia meninggal saat tiba di pertapaan rsi Ourva.

Melihat hal itu, istrinya yang setia ingin mengikuti suaminya dengan membakar diri dalam kobaran api kremasi suaminya.

Namun rsi Ourva melarangnya dengan berkata,”Kau ingin melakukan suatu perbuatan yang dosanya sama dengan membunuh seseorang. Itu adalah sebuah dosa yang tidak akan aku biarkan terjadi. Hentikanlah pikiran itu. Aku bisa melihat dengan mata batinku bahwa kau akan melahirkan seorang raja yang sakti.” Yadavi mendengarkan kata-kata sang rsi dengan seksama. Hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan upacara penguburan raja Vahu dan tinggal dipertapaan sang rsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...