SUMATI
Bertahun-tahun yang lampau di
masa Satya Yuga, tersebutlah seorang raja yang bernama Sumati. Beliau berasal
dari dynasty Candra, yang tampan, adil dan bijaksana, yang memerintah
dibeberapa belahan bumi. Sumati tidak pernah berbohong dan selalu ramah hingga
tidak pernah mengelak meskipun tamunya adalah seekor anjing sekalipun.
Sumati dan istrinya, Satyamati,
adalah pasangan yang setia memuja Visnu. Pasangan ini juga adalah pasangan
jatismara, yaitu orang yang mengetahui masa lalunya, kehidupan yang lampau. Sumati
dan Satyamati senang member makan orang misin, menggali sumur untuk rakyatnya,
dan setia melakukan upacara Dhvajarohana vrata. Dan pada saat itu, Satyamati
biasanya menari di kuil Visnu.
Tersebutlah seorng rsi yang
bernama Vibhandaka. Beliau dan murid-muidnya, pada suatu saat, datang menemui
pasangan ini. Sang raja dan permaisuri merasa sangat senang atas kedatangan
orang suci ini dan menyambut sang rsi dengan berbagai persembahan.” Kami sangat
bersyukur atas kesediaan anda mengunjungi kami” kata mereka.” Mohon
beritahukanlah apa yang bisa kami lakukan untuk anda.”
Vibhandaka kemudian memberkati
mereka dan menjawab,” Sungguh orang bijaksana. Anda tidak hanya orang besar,
namun juga sederhana. Kesederhanaan adalah akar dari segala kebajikan. Aku
sangat senang bertemu dengan kalian. Tidak ada hal yang lain yang kau minta selain
jawaban dari dua pertanyaan ini. Mengapa kalian sangat setia melakukan
Dhvajarohana vrata dan mengapa Satyavati menari di kuil ini?”
Sumati kemudian menceritakan
tentang masa lampaunya.
Dalam kehidupan lampaunya, Sumati
sebenarnya seorang Sudra yang bernama Matuli yang sangat Jahat. Matuli biasa
menyakiti orang lain dan mencuri persembahan yang diberikan untuk para dewa.
Karena ia adalah seorang pendosa, maka ia sangat miskin dan kehilangan, semua
putranya. Ia juga ditinggalkan oleh teman-temannya. Oleh karena itulah, ia
kemudian pergi ke hutan dan hidup dari daging kijang.
Pada suatu saat, Matuli pernah
sangat lapar dan kehausan dan tiba di sebuah telaga di tengah hutan. Ada sebuah
kuil disamping telaga ini di mana angsa-angsa dan merak beristirahat. Matuli
kemudian memuaskan hausnya dengan meminum air telaga. Ia mlai tinggal di dekat
puing-puing kuil itu dan memperbaiki beberapa bagian-bagian dari kuil itu yang
rusak. Ia juga membangun sebuah rumah untuknya disamping kuil it, sertamenjadi
seorang pemburu.
Dua puluh tahun berlalu.
Ada seorang wanita bernama
Kokilini yang lahr sebagai putrid dari seorang pemburu kokilini di jauhi oleh
teman-temannya juga kerabatnya hingga dia memutuskan untuk pergi ke hutan dalam
keadaan has dan lapar. Disan dia bertemu dengan Matuli yang memberinya
buah-buahan daging dan air. Matuli menemukannya berkeliaran di pegunungan
Vindhya. Dia adalah putrid seorang pemburu yang bernama dambhika yang telah
melakukan berbagai jenis kejahatan semasa hidupnya. Namun setelah suaminya meninggal,
maka semua teman dan kerabatnya mulai meninggalkannya sehingga Kokilini ini
tidak punya tempat untuk mengadu dan sebagainya.
Matuli kemudian menikahi
Kokilini. Mereka tinggal disana dan sering meninum-minuman keras hingga mabuk.
Dalam keadaan mabuk, mereka biasa menari dikuil. Dan tepat ketika sedang menari
mereka tewas dan pengawal Yama datang untuk menjemput mereka.
Namun Visnu berkenan oleh tarian
mereka. Dan pada saat yang sama para pengawal Visnu juga datang dan melarang
pasukan Yama membawa kedua orang itu ke neraka. Mereka mempertahankan bahwa
kedua orang itu telah membuat Visnu berkenan sehingga dosa-dosa mereka
dihapuskan.
Kokilini telah menyenangkan Visnu
dengan tariannya, sedangkan Matuli telah memasang umbul-umbul di kuil Visnu, pada
saat memperbaiki kuil, dimana pada hari itu adalah pelaksanaan Dhvajarohana
vrata. Hal ini membuat keduan kelompok pengawal itu berdebat yang kemudian
dimenangkan oleh pengawal Visnu yang selanjutnya membawa Matuli dan Kokilini ke
Visnuloka. Kahyangan Visnu. Setelah menikmati pahala mereka selama ribuan tahun
disana mereka lahir sebagai Sumati dan Satyamati.
Mereka lahir sebagai Jatismara
dan mampu mengingat semua kejadian dalam kehidupan mereka yang lampau. Oleh
karena itulah Sumati terus melanjutkan ritual Dhvajarohana dan Satyamati secara
rutin menari dikuil Visnu pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar