Jumat, 15 Juni 2018

MARKANDEYA PURANA


KEHIDUPAN LAMPAU SUMATI (Bag. 2)

Tujuh kehidupan yang lampau, Sumati lahir sebagai seorang vaisya . ia telah menghalau seekor sapi yang ingin minum di sebuah sumur. Dan karena itu adalah sebuah dosa maka setelah kematiannya, ia bergabng dengan para pendosa yang lainnya, dalam sebuah neraka yang dipenuhi dengan nyala api. Selama seratus tahun ia berada di neraka itu. Pada suatu hari , sebuah desiran angin menghembus di neraka dan membawa sedikit kesejukan bagi para pendosa yang seang kehausan dan kelaparan. Mereka sangat heran dan memandang sekelilingnya dan melihat yama sedang membawa seorang pendosa. Orang itu memandang pada Yama dan bertanya, “Katakanlah Yama mengapa aku dibawa ke tempat ini? Apa dosaku? Seiingatku aku selalu mengikuti perbuatan Dharma dan selalu menjadi raja yang baik bagi rakyat Videha. Lalu apa menjadi dosaku?”

Yama kemudian menjawab” Dosamu hanya sebuah dosa kecil, kau memiliki dua orang istri Pivari dan Susobhana. Suatu hari Pivari sangat membutuhkanmu, namun sebaliknya kau malah pergi ke tempat Susobhana. Ini adlah sebuah dosa. Ini adalah sebuah dosa yang mebuatmu harus mendekam dalam penjara ini. Sekarang kau telah bebas dank au boleh pergi kemana saja kau suka untuk menikmati semua pahala yang kau miliki”

Akan tetapi sang raja tidak mau                 pergi karena beliau ingin melihat dan mengetahui mengapa par pendosa itu bisa berada disana,” Mengapa burung-burung gagak itu menghancurkan mata mereka, mengapa mereka direbus dalam air yang mendidih. Apa salah mereka?” Tanya sang raja. Para pengawal Yama kemudian menjawab
Setiap orang harus mendapatkan pahala dan dosa masing-masing. Jika sebuah pahala telah dinikmati maka pahla itu akan habis. Demikian juga bila seorang pendosa telah menghabiskan semua dosa-dosanya, maka dosa dan hukumannya yang harus dijalaninya juga telah habis. Untuk dosa yang besar hukuman nya juga besar dan dosa kecil hukumannya juga ringan. Sedangkan untuk punya yang kecil maka pahala yang diterima juga akan kecil, sebaliknya. Segalanya telah diatur sedemikian rupa sehingga tidak aka nada kesalahan sedikitpun.

Mereka yang mamandang rendah dengan iri terhadap kekayaan orang lain maka matanya akan dikeluarkan oleh burung-burung gagak neraka. Mereka yang menghina kitab suci dan meterjemahkan secara tidak benar maka lidahnya akan ditarik keluar oleh burung-burung buas yang ada dineraka. Mereka yang membuat permusuhan  dalam keluargavatau hubungan  seseorang maka tangannya akan dipotong. Mereka yang mencuri atau menyebabkan penderitaan pada orang lain maka ia akan dilemparkan ke dalam pasir yang panas. Mereka yang berbohong akan dipotong tangannya dengan sebuah pedang yng tajam. Mereka yang menentang orang tua atau mereka yang lebih tua akan dibakar tangannya. Mereka yang menghina para guru, brahmana deva dan kitab suci akan dipasangkan anting besi di telinganya. Mereka yang menghacurkan kuil akan dikuliti tubuhnya. Mereka yang pada saat diperlukan oleh anak anaknya, istri, pelayan atau temannya, namun sebaliknya malah meninggalkan mereka akan diberi daging mereka sendiri. Mereka yang mencuru akan berhadapan dengan kalajengking beracun dan cacing beracun. Meeka yang hanya makan sendiri tanpa memberikan kepada pelayan atau kerabatnya akan dipaksa untuk memakan bara api.

Seorang brahmana yang mengambil uang dari seorang pendosa akan terlahir sebagai seekor keledai. Seorang brahmana yang mau menjadi pendeta bagi seorang pendosa, maka ia akan lahir sebagaiseekor cacing. Mereka yang menginginkan kekayaan orang lain akan terlahir sebagai sebagai seekor anjing. Mereka yang menghina menantu perempuannya akan terlahir sebagai burung merpati. Pencuri juga lahir sebagai seekor cacing. Penghianat akan terlahir sebagai seekor ikan. Mereka yang mencuri bahan pangan akan terlahir sebagai seeokor tikus. Mereka yang makan makanan yang tidak dipersembahkan pada para deva akan terlahir sebagai burung gagak. Mereka yang mencuri makanan orang lain akan terlahir sebagai lalat. Pencuri beras akan lahir sebagai kucing. Pencuri ikan lahir sebagai jangkrik. Mereka yang mencuri wewangian akan terlahir sebagai rayap. Mereka yang mencuri kayu orang lain terlahir sebagai semut.

Raja Videha sudah mendapatkan jawaban dari apa yang ingin diketahuinya dari pengawal Yama. Pengawal Yama itu kemudian berkata,” Sekarang waktunya untuk pergi ke surga, ayo, bersiaplah!” Akan tetapi para pendosa yang ada disana berteriak, “Raja , jangan tinggalkan kami, ketika anda berada disini desiran angin yang lembut bertiup dan menghilangkan penderitaan kami. Mohon jangan pergi,”

Melihat hal yang memprihatinkan itu maka raja Videha tidak mau meninggalkan neraka. Para pengawal Yama berusaha untuk mencegahnya, namun ia tidak bisa dihalangi oleh siapapun karena tekadnya sudah bulat. Bahkan deva Dharma sendiri yang datng kesana untuk memintanya meninggalkan tempat itu namun sang raja menolaknya. Sang raja menawarkan pahala yang dimilikinya pada para penguhuni neraka itu dan mereka pun terbebas dari tempat yang menakutkan itu, sedangkan raja Videha kemudian dijemput oleh sebuah kereta ilahi yang akan membawanya ke surga, atass perbuatan murah hati yang dilakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...