TAPASYA
ADITI
Tersebutlah seorang brahamana
bernama Kasyapa yang merupakan ayah dari para dewa termasuk Indra. Kasyapa
menikah dengan dua putri Daksa yaitu Diti dan Aditi. Para dewa (Aditya) adalah putra Aditi dan para
asura (Daitya) adalah putra dari
Diti.
Para dewa dan asura senantiasa
selalu bermusuhan dan berperang satu sama lainnya. Para asura memiliki seorang
raja yang amat sakti yang bernama Vali. Ia adalah putra dari Virocana dan cucu
dari Prahlada. Dengan kesaktiannya, Vali berhasil menguasa seluruh dunia dan
berencana untuk menahklukan surga. Dalam hal kekayaan ia hamper tak tertandingi
lagi. Ia memilki jutaan gajah, kuda, kereta dan angkatan perang yang besar. Dua
orang menterinya yang utama adalah Kumbhanda dan Kupakarna. Vali juga memiliki
seratus orang putra yang dalam kesaktian dan kecerdasan, menyamai ayah mereka.
Dan yang tertian diantara mereka bernama Vana.
Maka teror yang diberikan oleh
serangan Vali ke Surga bisa dibayangkan kehebatannya. Mendapatkan ancaman itu,
para dewa kemudian berhamburan ke luar untuk bertarung, sehingga terjadilah
perang yang dasyat. Tak terhitung jumlah anak panah yang telah dilepaskan
hingga langit tampak gelap. Suara roda kereta, ringkikan kuda, raungan gajah
dan dentingan busur panah memenuhi medan laga. Mahluk-mahluk di alam semesta
menjadi ketakutan seolah alam mereka akan dihancurkan. Para raksasa melemparkan
bukit yang besar pada Indra yang kemudian menghancurkan bukit itu dengan anak
panahnya. Pasukan gajah berperang melawan pasukan gajah, kuda dengan kuda dan
kereta dengan kereta. Dan dalam kurun waktu yang singkat darah membanjiri medan
perang dengan mayat mayat yang bergelimpangan. Peperangan itu berlangsung
selama seribu tahun dan akhirnya para asura berhasil mengalahkan para dewa.
Para dewa disingkirkan dari surge dan menyamar menjadi manusia di bumi.
Sementara itu, Aditi ibu dari
para dewa, sangat sedih melihat keadaan anak-anaknya. Dia menginginkan para
asura itu dihancurkan dan Indra bisa kembali ke surga. Maka ia kemudian pergi
ke Himalaya dan berdoa kepada Visnu. Dia melakukan berbagai posisi meditasi.
Sebagian dari tapasyanya ia bermeditasi dengan berdiri satu kaki, kemudian
derdiri dengan jempol kaki. Untuk beberapa waktu ia hanya memakan buah buahan,
kemudian dedaunan dan selanjutnya hanya meminum air saja. Dia melakukan semua itu
tirakat selama seribu tahun.
Dan di tempat lain, Vali telah
mengetahui tapabrata yang dilakukan oleh Aditi dan mengutus beberapa
pengawalnya untuk menggangu tapa brata itu. Para asura ini kemudian menampakan
diri dihadapan Aditi sebagai para dewa dan berkata.” Ibu mohon hentikanlah
tapasyamu yang menyiksa diri itu. Tubuhmu sangat lemah dan ibu melakukan semua
ini demi kami. Akan tetapi apakah ibu pikr kami akan bisa hidup jika ibu
meninggal? Mohon hentikanlah semua ini.”
Namun Aditi tidak menghiraukan
segala rayuan dan bujukan para raksasa itu. Dia tetap meneruskan meditasinya
kepada Visnu dan ini membuat para raksasa itu marah besar dan dari kemarahannya
mereka keluarlah nyala api yang sangat besar yang siap menelan aditi. Namun
karena saking hebatnya tapa Aditi, api itu tidak sanggup menyentuh sedikitpun
tubuh Aditi. Dan sebaliknya, api itu membakar seluruh isi hutan termasuk para
raksasa yang telah mengganggu Aditi.
Setelah kurun waktu yang cukup
lama, Visnu akhirnya berkenan menampakan diri dan bersabda,” Aku berkenan
dengan tapasya mu. Apa yang kau minta?”
“Anda adalah penguasa segalanya.
Mohon berikanlah kami perlidungan dari
para Asura itu” jawab Aditi.
“Aku akan melakukan
permintaanmu”jawab Visnu. “ Aku akan lahir sebagai putramu. Dan dalam wujud
itulah aku akanmenylamatkanmu dan putra-putramu.”
Maka setelah beberapa hari, Aditi
melahirkan seorang anak yang dinamakan Vamana (orang cebol).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar