SAGARA
(bag.2)
Dari kejadian itu dimana kata ‘gara’ berarti racun,
dan dan ‘sa’ berarti keluar bersama,
maka anak itu kemudian dinamakan sagara yang berarti keluar bersama racun.
Ourva memberi perhatian yang khusus
pada anak itu. Belaiu mengajarkan Sagara berbagai ilmu sastra dan kewajiban
seorang raja. Ketika anak itu telah tumbuh dewasa sang rsi juga mengajarkan
padanya, tentang seni perang. Demikianlah Sagara kemudian tumbuh menjadi anak
yang terpelajar, jujur, dan bijaksana selain juga pemberani dan sakti
mandraguna.
Suatu hari Sagara bertanya pada
ibunya. “ Ibu, dimanakah ayahku? Siapakah ayahku dan dimana beliau berada? Karena
terkutuklah mereka yang tidak mengetahui ayahnya. Mohon beritahukanlah aku, siapa
ayahku.”
Sampai saat ini Yadavi sebenarnya
masih belum memberitahukan tentang ayahnya yaitu raja Vahu. Tapi saat ini
Yadavi tidak punya pilihan lain. Ketika Sagara telah mengetahui hal itu, maka seketika
itu juga ia berencana melakukan balas dendam. Kemudian dia meminta berkat pada
sang rsi dan ibunya.
Pada masa lampau, yang menjadi
penasehat sekaligus guru dari raja Vahu adalah rsi Vasistha, maka ini berarti
bahwa Sagara juga berhak menjadi murid Vasistha. Demikianlah Sagara mengadap
sang rsi dan dari rsi Vasistha ia mendapat berbagai jenis senjata sakti seperti
Aindrastra, Varunastra, Brahmastra dan Agneyastra serta sebuah busur panah
sakti. Semua itu membuat Sagara menjadi tidak tertandingi.
Maka dengan semua itu Sagara
berhasil mengalahkan musuh-musuhnya. Dan beberapa diantaranya bahkan
dibunuhnya. Sementara yang lainya, mulai melarikan diri dan menghadap pada rsi
Vasistha untuk meminta perlindungan dan Sagara mengikuti mereka.
Ia berkata,” Guru, jangan biarkan
para pendosa ini hidup. Mohon jangan birikan mereka perlindungan. Hanya orang
bodoh yang akan menyelamatkan musuhnya dan membiarkan mereka hidup.”
“Jangan “ jawab sang rsi .”
Biarkan mereka hidup. Tidak ada gunanya membunuh mereka yang tidak berdaya mereka
harus menerima karma dai perbuatan dosa. Lagi pula adalah sebuah dosa jika kita
membunuh orang yang sudah meminta perlindungan.”
Maka Sagara membiarkan
musuh-musuhnya selamat. Namun ia memberikan hukuman tertentu pada mereka.
Seperti salah satu dari musuhnya yang berasal dari golongan saka yang menerima
hukuman sebagai mahluk botak. Kemudian para yavana diperintahkan agar sejak
saat itu para yavana memiliki rambut panjang. Sedangkan yang lain digunduli
kepala dan jenggot mereka dan tidak diijinkan untuk mempelajari Veda.
Selanjutnya Sagara kemudian
diangkat menjadi raja oleh rsi Vasistha. Raja sagara memiliki dua orang istri
yang bernama Kesini dan Sumati yang merupakan putri raja Vidarbha.
Sementara itu rsi Ourva telah
mengetahui tentang penobatan dan
pernikahan Sagara. Maka beliau kemudian datang untuk memberikan berkat
padanya.” Aku akan memberikan sebuah anugrah padamu.” Kata beliau.” Salah satu
istrimu akan memiliki satu orang anak dan yang lain memilki 60.000 putra.
Katakanlah pilhan kalian.
Kesini meninta satu orang putra dan Sumati
menginginkan 60.000 anak. Demikanlah setelah memberikan berkat padanya, rsi
Ourva kembali ke pertapaan beliau.
Dalam beberapa hal cerita dalam
purana memang kelihatan tidak konsisten dengan yang ada dalam Mahabhata yang
menyatakan bahwa Sagara tidak memilki seorang anakpun, kemudian berdoa kepada
Siva agar bisa memilki keturunan. Dan disana dinyatakan bahwa anugrah itu
diberikan oleh Siva dan bukan rsi Ourva. Dan yang lebih kontra lagi adalah
dinyatakan bahwa yang memiliki satu orang putra adalah Sumati dan Kesini 60.000
anak.
Kembali dalam Narada Purana,
dimana Kesini lah yang memiliki satu anak.
Sejak kecil, anak itu sudah menunjukkan sifat yang jahat. Karena saking
nakalnya, maka ia dinamakan Asamanjasa yang berarti kelabilan, atau ketidakpanutan.
Sementara itu Sumati melahirkan 60.000 anak dan menikuti saudara-saudaranya
mereka pun menjadi jahat.
Awalnya Sagara mengabaikan
perbuatan anak-anaknya. Tampaknya beliau cenderung mengabaikan tindakan
anak-anaknya. Sementara itu Asamanjasa memilki seorang putra yang sama sekali
berbeda dengan ayahnya dan paman-pamannya. Anak itu bernama Amsumana. Ia sangat
baik dan bijaksana.
Namun Asamanjasa dan
saudara-saudara tetap berbuat sekehendak hati. Mereka suka menggangu upacara
yajna dan para rsi. Mereka menyatakan bahwa segala persembahan harus diberikan
kepadanya. Kemudian menculik para Apsara dan wanita penghuni kahyangan. Mereka
juga mencuri bunga dan pohon Parijata. Minum merampok dan mencuri adalah
kebiasaan buruk mereka. Mereka bahkan menantang perang pada ayahnya. Dan masih
banyak lagi kejahatan mereka.
Ini membuat Indra dan para dewa
yang lain merencanakan untuk melakukan sesuatu untuk menghancurkan Asamanjasa
dan saudara-saudaranya.
Tersebutlah seorang rsi yang
bernama Kapila yang sangat setia memuja Visnu. Beliau amat sakti dan dianggap
sebagai avatara Visnu. Beliau memiliki sebuah asram di alam bawah bumi. Para
dewa kemudian mendatangi tempat itu dan memohon pada rsi Kapila. “ Tuan rsi,
selamatkanlah dunia dari kesewenangan para putra raja Sagara.”
“Jangan putus asa” jawab rsi
Kapila.” Mereka yang menekan dan menyiksa orang lain adalah perbuatan dosa dan
telah ditakdirkan bahwa meeka yang berdosa segera hancur. Para pangeran itu
akan segera mendapatkan ganjaran dari perbuatan mereka. Pergilah ke surga dan
tenangkan diri kalian karena semua pasti beres.
Para dewa kemudian kembali ke
surga.
Sementara itu raja Sagara sedang
merencanakn sebuah upacara Asvamedha. Vasistha dan para rsi lainya bertindak
sebagai pendeta pemimpin. Dalam upacara ini, dipersembahkan seekor kuda pilihan
yang akan dilepaskan untuk berkeliaran kemana saja. Dan Indra memanfaatkan
kesempatan itu untuk mencuri kuda itu lalu meninggalkan kuda itu di pertapaan
rsi Kapila, di alam bawah bumi.
Yang bertugas menjaga kuda itu
adalah putra-putra Sagara. Ketika mendapatkan kuda persemabahan itu telah
hilang maka merekapun mencari ke seluruh pelosok loka kecuali alam bawah tanah.
Maka para pangeran itu kemudian mencari ke alam bawah tanah. Mereka pergi ke
pesisir samudra dan menggali bumi hingga tembus ke alam bawah tanah.
Mereka demikianlah 60.000
pangeran itu beserta Asamanjasa memasuki alam bawah tanah. Dan disana mereka
bertemu dengan rsi Kapila dan melihat kuda persembahan yang mereka cari disana.
Sementara itu rsi Kapila sedang sibuk bermeditasi.
Para pangeran itu tanpa pikir
panjang lagi, langsung menuduh sang rsi telah mencuri kuda persembahan itu, dan
mereka mulai mengikat sang rsi.” Ikatlah pencuri ini “ teriak mereka.” Ikat dan
bunuh dia. Lihat cara pencuri ini yang bermeditasi itu.
Para pangeran itu mengikat tubuh
sang rsi meskipun meditasi beliau tidak terganggu sedikitpun. Namun setelah
itu, para pangeran itu mulai membuat sang rsi terbangun. Dan karena saking
marahnya, beliau menatap para pangran itu dengan pandangan penuh amarah. Dan
karena kesaktian beliau para pangeran itu terbakar menjadi abu. Dan karena
saking kuat panasnya dari nyala sorot mata sang rsi, ular-ular yang berada
tinggal di alam sana langsung berlarian ke dalam samudra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar