Rabu, 06 Juni 2018

NARADA PURANA


SAGARA (bag.2)

Yadavi tinggal di dalam pertapaan itu cukup lama hingga melahirkan seorang anak yang kelak akan menjadi raja besar (mungkin anda masih ingat tentang kisah ini pada cerita sebelumnya Yadavi telah dacuni. Namun racun itu tidak mempan pada Sagara dan racun itu keluar bersama lahirnya anak itu). 

Dari kejadian itu dimana kata ‘gara’ berarti racun, dan dan  ‘sa’ berarti keluar bersama, maka anak itu kemudian dinamakan sagara yang berarti keluar  bersama racun.

Ourva memberi perhatian yang khusus pada anak itu. Belaiu mengajarkan Sagara berbagai ilmu sastra dan kewajiban seorang raja. Ketika anak itu telah tumbuh dewasa sang rsi juga mengajarkan padanya, tentang seni perang. Demikianlah Sagara kemudian tumbuh menjadi anak yang terpelajar, jujur, dan bijaksana selain juga pemberani dan sakti mandraguna.

Suatu hari Sagara bertanya pada ibunya. “ Ibu, dimanakah ayahku? Siapakah ayahku dan dimana beliau berada? Karena terkutuklah mereka yang tidak mengetahui ayahnya. Mohon beritahukanlah aku, siapa ayahku.”
Sampai saat ini Yadavi sebenarnya masih belum memberitahukan tentang ayahnya yaitu raja Vahu. Tapi saat ini Yadavi tidak punya pilihan lain. Ketika Sagara telah mengetahui hal itu, maka seketika itu juga ia berencana melakukan balas dendam. Kemudian dia meminta berkat pada sang rsi dan ibunya.
Pada masa lampau, yang menjadi penasehat sekaligus guru dari raja Vahu adalah rsi Vasistha, maka ini berarti bahwa Sagara juga berhak menjadi murid Vasistha. Demikianlah Sagara mengadap sang rsi dan dari rsi Vasistha ia mendapat berbagai jenis senjata sakti seperti Aindrastra, Varunastra, Brahmastra dan Agneyastra serta sebuah busur panah sakti. Semua itu membuat Sagara menjadi tidak tertandingi.
Maka dengan semua itu Sagara berhasil mengalahkan musuh-musuhnya. Dan beberapa diantaranya bahkan dibunuhnya. Sementara yang lainya, mulai melarikan diri dan menghadap pada rsi Vasistha untuk meminta perlindungan dan Sagara mengikuti mereka.
Ia berkata,” Guru, jangan biarkan para pendosa ini hidup. Mohon jangan birikan mereka perlindungan. Hanya orang bodoh yang akan menyelamatkan musuhnya dan membiarkan mereka hidup.”
“Jangan “ jawab sang rsi .” Biarkan mereka hidup. Tidak ada gunanya membunuh mereka yang tidak berdaya mereka harus menerima karma dai perbuatan dosa. Lagi pula adalah sebuah dosa jika kita membunuh orang yang sudah meminta perlindungan.”

Maka Sagara membiarkan musuh-musuhnya selamat. Namun ia memberikan hukuman tertentu pada mereka. Seperti salah satu dari musuhnya yang berasal dari golongan saka yang menerima hukuman sebagai mahluk botak. Kemudian para yavana diperintahkan agar sejak saat itu para yavana memiliki rambut panjang. Sedangkan yang lain digunduli kepala dan jenggot mereka dan tidak diijinkan untuk mempelajari Veda.

Selanjutnya Sagara kemudian diangkat menjadi raja oleh rsi Vasistha. Raja sagara memiliki dua orang istri yang bernama Kesini dan Sumati yang merupakan putri raja Vidarbha.

Sementara itu rsi Ourva telah mengetahui  tentang penobatan dan pernikahan Sagara. Maka beliau kemudian datang untuk memberikan berkat padanya.” Aku akan memberikan sebuah anugrah padamu.” Kata beliau.” Salah satu istrimu akan memiliki satu orang anak dan yang lain memilki 60.000 putra. Katakanlah pilhan kalian.

Kesini  meninta satu orang putra dan Sumati menginginkan 60.000 anak. Demikanlah setelah memberikan berkat padanya, rsi Ourva kembali ke pertapaan beliau.

Dalam beberapa hal cerita dalam purana memang kelihatan tidak konsisten dengan yang ada dalam Mahabhata yang menyatakan bahwa Sagara tidak memilki seorang anakpun, kemudian berdoa kepada Siva agar bisa memilki keturunan. Dan disana dinyatakan bahwa anugrah itu diberikan oleh Siva dan bukan rsi Ourva. Dan yang lebih kontra lagi adalah dinyatakan bahwa yang memiliki satu orang putra adalah Sumati dan Kesini 60.000 anak.  
            
Kembali dalam Narada Purana, dimana Kesini lah yang memiliki satu anak.  Sejak kecil, anak itu sudah menunjukkan sifat yang jahat. Karena saking nakalnya, maka ia dinamakan Asamanjasa yang berarti kelabilan, atau ketidakpanutan. Sementara itu Sumati melahirkan 60.000 anak dan menikuti saudara-saudaranya mereka pun menjadi jahat.

Awalnya Sagara mengabaikan perbuatan anak-anaknya. Tampaknya beliau cenderung mengabaikan tindakan anak-anaknya. Sementara itu Asamanjasa memilki seorang putra yang sama sekali berbeda dengan ayahnya dan paman-pamannya. Anak itu bernama Amsumana. Ia sangat baik dan bijaksana.
Namun Asamanjasa dan saudara-saudara tetap berbuat sekehendak hati. Mereka suka menggangu upacara yajna dan para rsi. Mereka menyatakan bahwa segala persembahan harus diberikan kepadanya. Kemudian menculik para Apsara dan wanita penghuni kahyangan. Mereka juga mencuri bunga dan pohon Parijata. Minum merampok dan mencuri adalah kebiasaan buruk mereka. Mereka bahkan menantang perang pada ayahnya. Dan masih banyak lagi kejahatan mereka.

Ini membuat Indra dan para dewa yang lain merencanakan untuk melakukan sesuatu untuk menghancurkan Asamanjasa dan saudara-saudaranya.

Tersebutlah seorang rsi yang bernama Kapila yang sangat setia memuja Visnu. Beliau amat sakti dan dianggap sebagai avatara Visnu. Beliau memiliki sebuah asram di alam bawah bumi. Para dewa kemudian mendatangi tempat itu dan memohon pada rsi Kapila. “ Tuan rsi, selamatkanlah dunia dari kesewenangan para putra raja Sagara.”

“Jangan putus asa” jawab rsi Kapila.” Mereka yang menekan dan menyiksa orang lain adalah perbuatan dosa dan telah ditakdirkan bahwa meeka yang berdosa segera hancur. Para pangeran itu akan segera mendapatkan ganjaran dari perbuatan mereka. Pergilah ke surga dan tenangkan diri kalian karena semua pasti beres.

Para dewa kemudian kembali ke surga.

Sementara itu raja Sagara sedang merencanakn sebuah upacara Asvamedha. Vasistha dan para rsi lainya bertindak sebagai pendeta pemimpin. Dalam upacara ini, dipersembahkan seekor kuda pilihan yang akan dilepaskan untuk berkeliaran kemana saja. Dan Indra memanfaatkan kesempatan itu untuk mencuri kuda itu lalu meninggalkan kuda itu di pertapaan rsi Kapila, di alam bawah bumi.

Yang bertugas menjaga kuda itu adalah putra-putra Sagara. Ketika mendapatkan kuda persemabahan itu telah hilang maka merekapun mencari ke seluruh pelosok loka kecuali alam bawah tanah. Maka para pangeran itu kemudian mencari ke alam bawah tanah. Mereka pergi ke pesisir samudra dan menggali bumi hingga tembus ke alam bawah tanah.

Mereka demikianlah 60.000 pangeran itu beserta Asamanjasa memasuki alam bawah tanah. Dan disana mereka bertemu dengan rsi Kapila dan melihat kuda persembahan yang mereka cari disana. Sementara itu rsi Kapila sedang sibuk bermeditasi.

Para pangeran itu tanpa pikir panjang lagi, langsung menuduh sang rsi telah mencuri kuda persembahan itu, dan mereka mulai mengikat sang rsi.” Ikatlah pencuri ini “ teriak mereka.” Ikat dan bunuh dia. Lihat cara pencuri ini yang bermeditasi itu.

Para pangeran itu mengikat tubuh sang rsi meskipun meditasi beliau tidak terganggu sedikitpun. Namun setelah itu, para pangeran itu mulai membuat sang rsi terbangun. Dan karena saking marahnya, beliau menatap para pangran itu dengan pandangan penuh amarah. Dan karena kesaktian beliau para pangeran itu terbakar menjadi abu. Dan karena saking kuat panasnya dari nyala sorot mata sang rsi, ular-ular yang berada tinggal di alam sana langsung berlarian ke dalam samudra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...