Sabtu, 02 Juni 2018

BRAHMA PURANA


SANG CANDALA DAN BRAHMARAKSASA

Seorang Candala adalah orang buangan. Di perbatasan kota Avanti, terdapatlah seorang Candala. Di kota ini terdapat sebuah kuil untuk memuja Visnu dan Candala ini adalah pemuja Visnu ia juga adalah seorang penyanyi yang hebat. Ekadasi tithi adalah hari ke sebelas dalam setiap bulan. Setiap bulan pada hari ekadasi ini sang Candala melakukan puasa dan di malam hari ia pun pergi ke kuil Visnu untuk menyanyi lagu pujian untuk Visnu. Ia tidak pernah absen melakukan ritual ini.
Di kota Avanti itu mengalirlah sungai Ksirpa (Sirpa). Dan pada suatu malam yang khusus pada malam ekadasi sang candala itu pergi ke pinggir sungai itu untuk mencari bunga-bungaan untuk memuja Visnu. Di pinggir itu terdapatlah sebuah pohon yang diatasnya terdapat seorang Brahmaraksasa (Jin) dan segera setelah melihat Sang Candala, jin itu segera ingin melahapnya.
“Jangan malam ini. Aku harus memuja Visnu sepanjang malam ini. Sekarang ijinkanlah aku pergi.” Kata sang Candala.
“Itu tidak akan pernah terjadi’ jawab sang jin.” Aku belum makan sejak sepuluh hari yang lalu dan aku kelaparan. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi”
“Tolonglah, aku mohon” kata sang Candala.”ijinkan aku pergi. Aku berjanji bahwa aku akan kembali setelah doa pada Visnu selesai. Dan setelah itu kau bisa melakukan apa saja yang ingin kau lakukan padaku”
Maka jin itupun membiarkannya pergi. Dan sang Candala segera menuju ke kuil itu. Ia memuja Visnu dan menghabiskan malamnya puja puji pada Visnu seperti biasanya. Keesokan harinya, ia kembali pada sang jin untuk memenuhi janjinya.
Melihat hal itu jin itu berkata “AKu sungguh terkejut. Kau benar-benar seorang yang jujur. Kau bukan seorang Candala kau pasti seorang Brahmana. Jawablah pertanyaanku. Apa yang kau lakukan semalam?”
“Aku berdiri di luar kuil Visnu dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk beliau.” Jawabnya.”Berapa lama kau telah melakukan semua itu?” Tanya sang jin.”Selama 20 tahun”jawabnya.
“Aku yakin kau pasti telah mengumpulkan banyak punya (pahala) dengan pengabdianmu itu” kata sang jin.” Mohon berikanlah aku punya (pahala) pengabdianmu selama satu malam saja. Aku adalah seorang pendosa.”
“Tidak, aku tidak akan memberi pahalaku” jawabnya.” Aku telah memberikan tubuhku untuk kau makan, maka makanlah tubuhku ini. Tapi pahala itu tidak akan aku berikan.”
“Kalau begitu” kata sang jin”Berikan aku pahala yang kau dapat kan selama dua jam doa. Aku adalah seorang pendosa.”
“Aku telah mengatakan bahwa aku tidak akan memberikan pahala yang aku dapatkan “ jawab sang Candala.”Ngomong-ngomong apakah dosa yang kau perbuat?” Jin itu pun mulai menceritakannya. Dahulu, namanya adalah Somasarma dan ia adalah putra dari Devasarma. Devasarma ini adalah seorang brahmana yang baik hati. Namun sayang Somasarma melakukan suatu kesalahan besar.
Di mana seorang brahmana tidak diijinkan untuk menjadi pendeta sebuah kurban sebelum ia mendapatkan upacara upanayana. Namun somasarma telah menjadi seorang pendeta meskipun upacara upanayan itu belum dilakukan  padanya. Dan sebagai hasil dari dosa itu, maka setelah meninggal ia pun terlahir menjadi seorang Brahmaraksasa (Jin). Mendengar cerita itu sang Candala menjadi iba, terharu dan bersedia membagi pahala yang dipadatkan nya. Dan jin itupun amat senang dan mengucapkan terimakasih padanya. Ia kemudian pergi ke suatu tempat suci dan melakukan tapa brata. Maka sang jin itupun terbebas dari kutukannya.
Bagaimana dengan sang Candala? Ia kembali ke tempat tinggalnya lalu berangkat untuk melakukan ziarah ke semua tempat suci. Dan di suatu Tirtha ia tiba-tiba teringat akan kisah kehidupannya yang lalu.
Dalam kehidupannya yang lalu, ia adalah seorang pertapa yang mahir dalam Veda dan sastra. Ia biasanya pergi berkeliling untuk meninta sedekah. Suatu kali ia berhasil mendapatkan sedekah, namun beberapa pencuri yang sedang melakukan aksinya untuk mencuri beberapa sapi dan gerombolan sapi itu menimbulkan debu-debu berhamburan dan debu itu jatuh di atas makanan sang pertapa itu hingga membuat beliau jijik dan membuang makanan itu. Karena dosanya membuang makanan, maka ia terlahir sebagai seorang Candala.
Dan setelah melakukan tapa brata untuk menebus dosa itu, maka iapun terbebas dari kutukan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  JARASANDHA Kamsa menikah dengan dua putrid Jarasandha. Anak-anak perempuan Jarasandha ini adalah Asti dan Prapti. Mendengar bahwa Krishn...