SANG CANDALA DAN BRAHMARAKSASA
Seorang Candala
adalah orang buangan. Di perbatasan kota Avanti, terdapatlah seorang Candala.
Di kota ini terdapat sebuah kuil untuk memuja Visnu dan Candala ini adalah
pemuja Visnu ia juga adalah seorang penyanyi yang hebat. Ekadasi tithi adalah
hari ke sebelas dalam setiap bulan. Setiap bulan pada hari ekadasi ini sang
Candala melakukan puasa dan di malam hari ia pun pergi ke kuil Visnu untuk
menyanyi lagu pujian untuk Visnu. Ia tidak pernah absen melakukan ritual ini.
Di kota Avanti
itu mengalirlah sungai Ksirpa (Sirpa). Dan pada suatu malam yang khusus pada
malam ekadasi sang candala itu pergi ke pinggir sungai itu untuk mencari
bunga-bungaan untuk memuja Visnu. Di pinggir itu terdapatlah sebuah pohon yang
diatasnya terdapat seorang Brahmaraksasa (Jin) dan segera setelah melihat Sang
Candala, jin itu segera ingin melahapnya.
“Jangan malam ini.
Aku harus memuja Visnu sepanjang malam ini. Sekarang ijinkanlah aku pergi.”
Kata sang Candala.
“Itu tidak akan
pernah terjadi’ jawab sang jin.” Aku belum makan sejak sepuluh hari yang lalu
dan aku kelaparan. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi”
“Tolonglah, aku
mohon” kata sang Candala.”ijinkan aku pergi. Aku berjanji bahwa aku akan
kembali setelah doa pada Visnu selesai. Dan setelah itu kau bisa melakukan apa
saja yang ingin kau lakukan padaku”
Maka jin itupun
membiarkannya pergi. Dan sang Candala segera menuju ke kuil itu. Ia memuja
Visnu dan menghabiskan malamnya puja puji pada Visnu seperti biasanya. Keesokan
harinya, ia kembali pada sang jin untuk memenuhi janjinya.
Melihat hal itu
jin itu berkata “AKu sungguh terkejut. Kau benar-benar seorang yang jujur. Kau
bukan seorang Candala kau pasti seorang Brahmana. Jawablah pertanyaanku. Apa
yang kau lakukan semalam?”
“Aku berdiri di
luar kuil Visnu dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk beliau.”
Jawabnya.”Berapa lama kau telah melakukan semua itu?” Tanya sang jin.”Selama 20
tahun”jawabnya.
“Aku yakin kau
pasti telah mengumpulkan banyak punya (pahala)
dengan pengabdianmu itu” kata sang jin.” Mohon berikanlah aku punya (pahala) pengabdianmu selama satu
malam saja. Aku adalah seorang pendosa.”
“Tidak, aku
tidak akan memberi pahalaku” jawabnya.” Aku telah memberikan tubuhku untuk kau
makan, maka makanlah tubuhku ini. Tapi pahala itu tidak akan aku berikan.”
“Kalau begitu”
kata sang jin”Berikan aku pahala yang kau dapat kan selama dua jam doa. Aku
adalah seorang pendosa.”
“Aku telah
mengatakan bahwa aku tidak akan memberikan pahala yang aku dapatkan “ jawab
sang Candala.”Ngomong-ngomong apakah dosa yang kau perbuat?” Jin itu pun mulai
menceritakannya. Dahulu, namanya adalah Somasarma dan ia adalah putra dari
Devasarma. Devasarma ini adalah seorang brahmana yang baik hati. Namun sayang
Somasarma melakukan suatu kesalahan besar.
Di mana seorang
brahmana tidak diijinkan untuk menjadi pendeta sebuah kurban sebelum ia
mendapatkan upacara upanayana. Namun somasarma telah menjadi seorang pendeta
meskipun upacara upanayan itu belum dilakukan
padanya. Dan sebagai hasil dari dosa itu, maka setelah meninggal ia pun
terlahir menjadi seorang Brahmaraksasa (Jin). Mendengar cerita itu sang Candala
menjadi iba, terharu dan bersedia membagi pahala yang dipadatkan nya. Dan jin
itupun amat senang dan mengucapkan terimakasih padanya. Ia kemudian pergi ke
suatu tempat suci dan melakukan tapa brata. Maka sang jin itupun terbebas dari
kutukannya.
Bagaimana dengan
sang Candala? Ia kembali ke tempat tinggalnya lalu berangkat untuk melakukan
ziarah ke semua tempat suci. Dan di suatu Tirtha ia tiba-tiba teringat akan
kisah kehidupannya yang lalu.
Dalam
kehidupannya yang lalu, ia adalah seorang pertapa yang mahir dalam Veda dan
sastra. Ia biasanya pergi berkeliling untuk meninta sedekah. Suatu kali ia
berhasil mendapatkan sedekah, namun beberapa pencuri yang sedang melakukan
aksinya untuk mencuri beberapa sapi dan gerombolan sapi itu menimbulkan
debu-debu berhamburan dan debu itu jatuh di atas makanan sang pertapa itu
hingga membuat beliau jijik dan membuang makanan itu. Karena dosanya membuang
makanan, maka ia terlahir sebagai seorang Candala.
Dan setelah
melakukan tapa brata untuk menebus dosa itu, maka iapun terbebas dari kutukan
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar